Jakarta, CNN Indonesia --
Guna mengimplementasikan mandatori Biodiesel 15 persen atau yang dikenal dengan program B-15, dua perusahaan penyalur BBM dengan skema public service obligation (PSO) yakni PT Pertamina dan PT AKR diketahui telah menandatangani kontrak penjualan biodiesel dengan sejumlah perusahaan produsen biodiesel.
Hal ini sehubungan dengan himbauan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit yang akan terus mendorong pelaku usaha di sektor hilir bahan bakar minyak (BBM) menggelar kerjasama dalam hal jual-beli dengan sejumlah produsen biodiesel.
"Jumlah yang akan dikontrakkan (dua perusahaan) tadi dimulai sejak hari ini sampai dengan 31 Oktober. Jumlah volume (sendiri) kurang lebih 339 ribu kilo liter (kl)," kata Bayu Krisnamurthi selaku Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit dalam acara peluncuran B-15 di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta.Bayu menuturkan, adanya kesepakatan mengenai volume di angka 339 kl merupakan addendum dari kontrak yang sebelumnya sudah diteken oleh sejumlah perusahaan. Berangkat dari kesepakatan tadi, mantan Wakil Menteri Perdagangan ini berharap kesepakatan baru itu mampu meyukseskan program B-15 yang sejatinya ditujukan demi mengurangi besaran minyak impor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut menyusul kewajiban pencampuran bahan bakar nabati (BBN) sebesar 15 persen pada semua produk biodiesel.
"Sebenarnya antara Pertamina dan perusahaan-perusahaan itu sudah ada kontrak. Tapi itu tidak bisa direalisasikan karena tadinya menggunakan subsidi APBN yang kemudian ternyata dihapus," ujar Bayu.
Genjot Penyerapan
Menyoal target penyerapan biodiesel, Bayu menambahkan tahun ini pihaknya optimistis angka penyerapan bahan bakar nabati (BBN) bisa menunjukan peningkatan pasca penerapan aturan. Meski belum memiliki angka yang konkret, katanya perkiraan angka penyerapan BBN hingga saat ini sudah mencapai kisaran 426 ribu kl.
"Sehingga sampai dengan akhir tahun diharapkan melalui mekanisme PSO akan dapat diserap 765 ribu kiloliter biodiesel," ucap Bayu. Sementara untuk menyerap 765 ribu kl biodiesel, BPDP akan menyiapkan dana mencapai Rp 2 triliun rupiah dengan perkiraan angka permintaan biodiesel yang diserap melalui mekanisme non-PSO, jumlahnya 750 ribu kl."Dengan demikian sampai dengan akhir tahun akan ada permintaan (biodiesel) baru di dalam negeri sekitar 1,5 juta kl biodiesel," kata Bayu. Berikut daftar perusahaan kelapa sawit yang mengadakan kontrak kerjasama dengan Pertamina, antara lain:
1. PT Wilmar Bionergi Indonesia 2. PT Wilmar Nabati Indonesia 3. PT Musim Mas 4. PT Darmex Biofuels 5. PT Pelita Agung Agrindustri 6. PT Eterindo Wahanautama Sedangkan dua perusahaan yang menandatangani kontrak penjualan dengan PT AKR adalah: 1. Wilmar Bioenergi Indonesia 2. Wilmar Nabati Indonesia (dim/gen)