Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkukuh akan mengusulkan dana pendamping atau
matching fund dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Selain untuk membiayai proyek infrastruktur bidang energi yang macet, dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan energi baru terbarukan yang saat ini tengah digenjot pemerintah.
"APBN 2016 sedang dalam proses dan pemerintah sudah mengajukan itu (
matching fund). Salah satu resources (sumber) yang bisa dipakai adalah dari Kementerian sendiri, lalu ada dari dana alokasi khusus yang akan diarahkan ke daerah, satu lagi PMN (Penanam Modal Negara) melalui BUMN," ujar Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta, Rabu (19/8).
Terkait usulan
matching fund, Sudirman mengatakan saat ini instansinya masih melakukan diskusi dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selaku mitra kerja pemerintah dalam hal penyusunan anggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari hal tersebut, mantan pimpinan divisi pengadaan minyak PT Pertamina (Persero) ini pun berharap DPR memberi lampu hijau terkait wacana pengalokasian
matching fund. Meski begitu, Sudirman masih enggan memastikan dari pos mana alokasi dana itu diperoleh.
"Kalau pun tidak terjadi, kami akan tetap perjuangkan. Karena ini untuk jangka panjang," tuturnya.
Salahi AturanDihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satya Yudha mengaku belum mengetahui ihwal wacana pengalokasian
matching fund yang akan diusulkan dalam Rancangan APBN 2016. Akan tetapi, Satya mengisyaratkan bahwa pengalokasian
matching fund dalam RAPBN 2016 merupakan konsep yang menyalahi aturan.
"Kalau konsep
matching fund itu berupa pinjaman atau bantuan, saya kira tidak cocok karena uang yang dipakai itu dari APBN. Toh Kementerian ESDM juga bukan bank, kan? Kalau saya malah mengusulkan ada konsep
cost recovey seperti di migas untuk pengembangan energi baru atau panas bumi," kata Satya.
Di berbagai negara, konsep
matching fund digunakan untuk membantu sejumlah perusahaan dalam rangka menyelesaikan proyek-proyek strategis yang macet akibat masalah pendanaan. Di mana konsepnya sendiri berbentuk pinjaman lunak yang dananya diambil dari anggaran belanja negara.
(gen)