Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bakal memfokuskan penyerapan anggaran di bidang perikanan tangkap terkait pengadaan kapal serta program pakan mandiri guna menghindari penaikan harga imbas dari pelemahan rupiah.
Sjarief Widjaja, Sekretaris Jenderal KKP mengatakan saat ini penyerapan anggaran instansinya sudah di atas 30 persen. Ia memperkirakan penyerapan bisa mencapai 40 persen pada akhir Agustus ini.
“Target kami 95 persen anggaran terserap. Pada prinsipnya harus mempercepat pergerakan di daerah. Hal itu karena semua program yang kami susun di daerah,” jelasnya di Jakarta, Senin (31/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, anggaran KKP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 naik hampir 60 persen dari Rp 6,7 triliun menjadi Rp 10,5 triliun. Sementara tahun depan, anggaran KKP diusulkan kembali meningkat menjadi Rp 15,8 triliun.
“Kami lebih menekankan kepada program perikanan tangkap yaitu pemberdayaan nelayan. Karena kan kapal-kapal asing sekarang sudah hampir tidak ada. Kami akan membagi kapal dan alat tangkap. Kemudian memperkuat cold storage di daerah,” jelasnya.
Selain itu, Sjarief menjelaskan adanya program pakan mandiri untuk perikanan budidaya. Hal itu bakal dilakukan guna menghentikan ketergantungan dari pakan impor karena dinilai rawan fluktuasi harga akibat pelemahan rupiah.
“Kami akan memutus ketergantungan pakan impor karena dolar Amerika Serikat (AS) naik tapi budidaya banyak dikonsumsi domestik. Pabrik pakan beberapa sudah beroperasi. Pakan mandiri nanti berbasis kawasan yang dikelola masyarakat dengan bahan baku lokal,” jelasnya.
Dalam Nota Keuangan RAPBN 2016 disebutkan, program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap mempunyai indikator kinerja antara lain, pertama, volume produksi perikanan tangkap sebanyak 6,45 juta ton. Kedua, jumlah Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang dikelola sesuai Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) sebanyak 5 WPP. Ketiga, nilai tukar nelayan sebesar 105,0.
Sementara hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan program tersebut adalah pertama, meningkatnya produksi, usaha, dan investasi di bidang perikanan tangkap. Kedua, meningkatnya kesejahteraan nelayan. Ketiga, meningkatnya pengelolaan sumber daya ikan berkelanjutan.
Persiapan MEAMenteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan jika dikabulkan, maka anggaran pada tahun depan bisa mencapai lebih dari Rp 15 triliun. Ia menyatakan pihaknya harus bersiap karena kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah di depan mata.
“Sudah saatnya kita jaga sumber daya alam kita untuk bisa menjadi berkelanjutan. Perubahan mindset dan kultur harus kita ubah dengan semangat berkompetisi dalam era globalisasi,” jelasnya.
Menurutnya semangat untuk bekerja dengan integritas dan adanya revolusi mental dalam birokrasi harus segera dilakukan. Hal itu, lanjutnya, diharapkan mampu memenuhi harapan terkait penyerapan anggaran 2015 secara maksimal.
“Saudara saya harap segera berkoordinasi untuk segera mempercepat penyerapan anggaran. Saya mohon untuk bisa menyatukan irama dan kecepatan. Saya biasa bekerja cepat karena saya tidak sabaran. Mari kita satukan irama,” ujarnya kepada para pejabat eselon I yang baru dilantiknya.
(gen)