Oktober, Indonesia Tambah 47 Negara Bebas Visa

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 01 Sep 2015 12:44 WIB
Pemerintah menambah negara penerima fasilitas bebas visa dari yang sebelumnya 45 negara menjadi 92 negara mulai Oktober 2015.
Wisatawan mancanegara berlatih selancar di Pantai Kuta, Bali, Kamis (26/3). (Antara Foto/Fikri Yusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menambah negara penerima fasilitas bebas visa dari yang sebelumnya 45 negara menjadi 92 negara mulai Oktober 2015. Hal ini dilakukan guna mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta per tahun pada 2019.

“Kenapa kita mesti melakukan ini, karena ternyata (kebijakan) bebas visa merupakan cara paling cepat untuk meningkatkan jumlah wisatawan dan tidak perlu biaya,” tutur Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli usai menghadiri rapat koordinasi di kantornya, Selasa (1/9).

Menurut Rizal, bulan Oktober dipilih sebagai waktu yang tepat untuk mulai diberlakukannya kebijakan ini. Pasalnya, pemerintah ingin memanfaatkan momentum libur akhir tahun dan jeda waktu untuk mempersiapkan infrastruktur terkait.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan evaluasi, kata Rizal, penerapan bebas visa untuk 30 negara baru selama Juni-Juli terbukti mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisman asal negara terkait sebanyak 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata peningkatan jumlah wisman secara keseluruhan yang masih di kisaran 4 persen.

Awalnya, jelas Rizal, ada 50 negara baru yang diusulkan masuk dalam daftar penerim abebas visa. Namun, yang dikabulkan hanya 47 negara termasuk Vatikan dan San Marino.

“Negara-negara yang sering jadi masalah dalam soal drugs, dalam soal stabilitas, dalam soal ekspor daripada radikalisme kita tidak kasih bebas visa,” tutur Rizal.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Arif Yahya menyebutkan beberapa negara baru tersebut berasal dari negara-negara yang sebelumnya telah diberikan fasilitas visa kedatangan (visa on arrival) dan negara-negara Uni Eropa pengekspor minyak. Tiga negara baru yang diharap bisa menyumbangkan jumlah wisman terbesar adalah Australia, India, dan Taiwan.

“Taiwan itu (wismannya) saat ini di atas 200 ribu (wisman per tahun), India itu di atas 300 ribu wisman (per tahun), Australia itu diatas 1 juta wisman per tahun,” ujar Arif.

Arif berharap dalam kurun waktu satu tahun sejak kebijakan ini berlaku dapat mendatangkan lebih dari 1,2 juta wisman tambahan atau tambahan devisa mencapai US$ 1,2 miliar, dengan asumsi  satu wisman menghabiskan US$1000 selama berkunjung ke Tanah Air. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER