Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir menerbitkan surat rekomendasi ekspor konsentrat tembaga kepada PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), meski 22 September mendatang merupakan batas akhir dari habisnya tenor izin periode sebelumnya.
"Belum dan tidak bisa ekspor kalau rekomendasi belum keluar," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot saat dihubungi, Jumat (18/9).
Bambang menjelaskan, belum diberikannya surat rekomendasi ekspor bagi Newmont dikarenakan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut belum bisa memastikan komitmennya dalam rangka pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian biji mineral mentah alias smelter.
Nota kesepahaman yang pernah diteken manajemen Newmont dengan PT Freeport Indonesia, sejatinya juga belum menunjukkan kemajuan yang berarti dengan memperlihatkan langkah-langkah yang konkret dari kerjasama yang dibuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari hal tersebut, Bambang bilang jajaran Ditjen Minerba memutuskan untuk menunda penerbitan surat rekomendasi yang nantinya menjadi prasyarat dari terbitnya Surat Persetujuan Ekspor (SPE) dari Kementerian Perdagangan.
"Mereka harus bisa menunjukkan komitmennya dalam hal pembangunan smelter atau di mana dia akan mengolah konsentrat," tuturnya.
Seperti yang diketahui, dalam SPE periode sebelumnya Newmont mengantongi izin untuk mengekspor 447 ribu ton konsentrat tembaga mulai dari medio Maret hingga September 2015.
Akan tetapi, seiring dengan belum dipenuhinya sejumlah prasyarat yang ditentukan Kementerian ESDM selaku kementerian teknis ekspor Newmont terancam dihentikan.
Menyiasati hal tersebut, Juru Bicara Newmont Ruby Poernomo mengatakan pihaknya tengah berupaya untuk memenuhi sejumlah persyaratan yang diminta Kementerian ESDM.
"Saat ini kami sedang berusaha memenuhi seluruh persyaratan dalam proses mendapatkan rekomendasi ekspor dari ESDM dan izin ekspor dari Kementerian Perdagangan yang berakhir pada 22 September 2015," kata Ruby melalui pesan singkat.
Seiring dengan upaya manajemen menyelesikan persyaratan, Newmont Nusa Tenggara dikabarkan memiliki Presiden Direktur baru menyusul pensiunnya Martiono Hadianto. Saat ini, jabatan Presiden Direktur Newmont diampu oleh Rachmat Makkasau yang sebelumnya menjabat sebagai General Manager Social Responsibilities & Government Relation.
(dim/gen)