Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan pemberian diskon pajak bunga deposito bagi devisa hasil ekspor (DHE) diperkirakan berpotensi menyerap valuta asing (valas) hasil transaksi ekspor ke perbankan dalam negeri sebesar US$ 1 miliar per bulan.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan potensi itu didapat dari rata-rata total nilai ekspor Indonesia yang mencapai US$ 30 miliar. Selain itu ada sekitar 92 persen DHE yang dibawa kembali ke dalam negeri per tahun, namun tidak dalam tenor yang lama.
Dari seluruh DHE yang dibawa kembali ke dalam negeri, 12 persennya kemudian dikonversi ke rupiah. Juda mengatakan dengan insentif pengurangan pajak itu, diharapkan akan membuat DHE bertahan di dalam negeri lebih lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami sudah coba lihat potensinya paling tidak sebulannya US$ 1 miliar. Lumayan dalam setahun sekitar US$ 12 miliar,” kata Juda di Gedung BI, Rabu (30/9).
Ia juga memandang insentif ini merupakan sebuah keuntungan bagi perbankan nasional sebab likuiditasnya akan bertambah apabila para eksportir menaruh DHE-nya di dalam negeri.
Meski perekonomian tengah lesu dan permintaan kredit menurun, Juda optimistis pencairan likuiditas bank akan tetap berjalan normal. Sehingga penumpukan deposito dengan diskon pajak bunga deposito tidak akan menimbulkan inefisiensi biaya dana yang dikeluarkan oleh bank untuk setiap dana yang berhasil dihimpun (
cost of fund).
"Mereka akan punya
placement di banyak tempat bukan hanya di penyaluran kredit. Ini akan positif bagi bank," kata Juda.
(gen)