Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah didesak segera memutuskan penerapan fasilitas pengolahan gas alam cair terapung (Floating LNG) guna memproses gas dari lapangan Abadi di blok Masela, laut Timor, oleh Inpex Corporation.
Praktisi migas Hadi Purnomo mengatakan, jangan sampai karena terlambat memutuskan Indonesia kehilangan kesempatan merebut pasar gas internasional.
"
Lost opportunity jika terlambat memutuskan. Gorgon (lapangan gas milik Australia), sudah jalan dan sebentar lagi lapangan gas di Papua Nugini akan jalan. Sedangkan kita dengan Masela, jika terlambat jalan maka kita akan
lost opportunity," kata Hadi kepada wartawan, Jumat (16/10) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi Purnomo,yang juga pernah menjadi Kepala Lemigas Kementerian ESDM di tahun 2006, menuturkan sudah terlalu lama dilakukan kajian FLNG di blok Masela, dan saatnya mulai memikirkan beroperasinya lapangan gas di blok itu. Diskusi membahas FLNG sudah lebih dari 10 tahun namun sampai sekarang tidak jalan.
"Saatnya sekarang menghitung
lost opportunity jika telat beroperasi. Jangan sampai kita kehilangan pasar dan kehilangan pendapatan negara," ujar Hadi.
Di sisi lain, Hadi menambahkan negara harus hadir dengan kewibawaannya untuk mengontrol ketat beroperasinya lapangan Abadi di blok Masela.
Hadi menyarankan. jika diterapkan Onshore LNG akan makan waktu lagi karena mengubah kajian. Dia bilang, sudah bertahun tahun Indonesia kehilangan kesempatan karena berkutat pada masalah kajian di blok Masela.
(gir/gir)