Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah sesumbar mampu menambah kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia mulai tahun depan. Hal ini ditandai dengan adanya pengoperasian tiga PLTP dengan kapasitas listrik mencapai 185 megawatt (MW) yang sejatinya ditargetkan bisa dilakukan mulai 2016.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana mengatakan, saat ini pihaknya telah merampungkan seluruh permasalahan yang membuat beberapa proyek panas bumi di Indonesia sempat terhenti pengerjaannya. Di mana jumlah proyek yang sempat mangkrak ini mencapai 12 PLTP
“Lumayan banyak yang mulai operasi, yakni 185 MW. Semuanya mulai beroperasi pada semester akhir 2016,” kata Rida, seperti dikutip dari lama resmi Ditjen EBTKE, Kamis (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rida merinci, ketiga PLTP yang dioperasikan tahun depan meliputi: Sarulla Unit-1 berkapasitas 110 MW, Ulubelu Unit-3 55 MW, dan Karaha 30 MW.
PLTP Sarulla 3x110 MW merupakan proyek yang digarap konsorsium Sarulla Operation Limited (SOL) yang terdiri dari PT Medco Power Indonesia, Itochu Corporation, Kyushu Electric Power Corporation, dan Ormat International Inc. Pengerjaan proyek PLTP Sarulla sempat terhambat bertahun-tahun lantaran perusahaan konsorsium tak bisa menjaminkan aset untuk mendapatkan jaminan.
Proyek ini kembali bergulir setelah pemerintah menyetujui amandemen perjanjian kerja sama operasi atau joint operating agreement (JOA), perjanjian jual beli listrik atau energy sales contract (ESC), serta pemberian surat jaminan kelayakan usaha (SJKU) untuk PLTP Sarulla.
Berdasarkan ESC, harga listrik pembangkit ini yakni US$ 6,5 sen per kilowatt hour (kWh).
"Dengan masa konstruksi selama dua tahun, unit pertama pembangkit ini sebesar 110 MW ditargetkan bisa beroperasi pada 2016. Kemudian diikuti oleh unit kedua dan ketiga masing-masing sebesar 110 MW pada 2017 dan 2018," katanya.
Rida meyakini, pengoperasian PLTP Sarulla akan mengakhiri krisis listrik di Sumatera Utara serta menghemat biaya operasional PT PLN (Persero) lantaran dapat mengurangi bahan bakar minyak US$1 juta per hari.
Tak cuma itu, upaya pengoperasian 3 PLTP tadi juga dilakukan demi melanjutkan program percepatan pembangunan pembangkit berkapasitas 10 ribu MW tahap kedua atau fast track program (FTP 2) yang molor.
Indonesia memiliki potensi panas bumi yang cukup besar, yakni mencapai 29 ribu MW. Namun, sampai detik ini pemanfaatan energi panas bumi baru mencapai 1.438,5 MW.
(dim/ded)