Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) hingga September 2015 telah menggelontorkan kredit sebesar Rp 518,9 triliun, naik 11,8 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp 464,2 triliun.
Sejauh ini kredit ritel masih mendominasi penyaluran kredit BRI, yakni sebesar 36,52 persen. Disusul kemudian oleh kredit mikro sebesar 32,8 persen, kredit ke BUMN 14,21 persen, dan kredit ke korporasi 12,72 persen.
Khusus untuk kredit mikro, dengan proporsi 32,8 persen, jumlah modal yang telah digelontorkan BRI sebesar Rp170,2 triliun. Angka tersebut meningkat 14,7 persen dibandingkan dengan jumlah kredit mikro yang dikucurkan BRI hingga kuartal III tahun lalu Rp148,4 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama BRI, Asmawi Syam menjelaskan meningkatnya penyaluran kredit perseroan tak lepas dari program akselerasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berlangsung sejak Agustus.
"Kalau kita lihat, penyaluran KUR hingga September lalu telah mencapai angka Rp3,1 triliun. Bahkan hingga pertengah Oktober kemarin angka penyalurannya tembus Rp5 triliun," jelas Asmawi di Jakarta, Kamis (22/10).
Sampai dengan bulan lalu, kata Asmawi, total penyaluran KUR BRI sudah mencapai Rp16,66 triliun, dengan jumlah debitur yang memanfaatkan sebanyak 1,72 juta usaha mikro. Dari total kredit perseroan, KUR berkontribusi 3,29 persen hingga kuartal III 2015.
Dalam penyalurannya, jelas Asmawi, perseroan memanfaatkan luasnya jaringan, yakni melalui 5.331 BRI Unit dan 3.154 Teras BRI yang tersebar di berbagai daerah dan pasar tradisional.
"Karena KUR ini sangat potensial, maka kita akan meningkatkan rata-rata nilai penyaluran KUR dari Rp 2,6 triliun per bulannya menjadi Rp 3 triliun per bulannya. Tak hanya memengaruhi pertumbuhan kredit, namun juga tentunya memengaruhi laba," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menurunkan suku bunga KUR dari 22 persen menjadi 12 persen per tahun dalam rangka mengakselerasi penyaluran kredit tersebut. Untuk memuluskan langkah itu, pemerintah juga menambah subsidi bunga KUR dari Rp400 miliar menjadi Rp1 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) 2015.
KUR tersebut disalurkan melalui tiga bank pelat merah yaitu PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, dan juga PT Bank Mandiri. Hingga akhir tahun ini, pemerintah menargetkan outstanding KUR sebesar Rp30 triliun dengan rincian kredit mikro sebesar Rp20 triliun, kredit ritel Rp9 triliun, dan kredit untuk TKI Rp1 triliun.