Gencar Tanamkan Dana, Investor China Tembus Lima Besar PMA

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 25 Okt 2015 12:45 WIB
China yang selama ini berada di luar 10 besar negara sumber investasi melesat menduduki peringkat kelima dalam periode kuartal III tahun 2015.
Logo Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemodal China mulai gencar menggelontorkan dananya ke Indonesia setelah merangsek masuk ke dalam lima besar negara yang merealisasikan investasi. Selama kuartal III 2015, China menduduki peringkat ke-5 yang nilai realisasi investasinya mencapai US$ 245,75 juta dengan jumlah proyek mencapai 300 proyek.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa nilai realisasi investasi tersebut berarti kenaikan 151 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di level US$ 97,5 juta.

“Naiknya realisasi China ini menarik karena selama ini dari sisi komitmen mereka memang selalu tinggi, namun dalam proses realisasinya rendah. Rasio komitmen dan realisasi masih rendah dikisaran 10 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (25/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya lagi, China yang selama ini berada di luar 10 besar negara sumber investasi melesat menduduki peringkat kelima dalam periode kuartal III tahun 2015. Dari data yang dirilis oleh BKPM, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan asal negara (5 besar) adalah Singapura (US$ 1,24 miliar); Jepang (US$ 917 juta); Belanda (US$ 494 juta); Malaysia (US$ 322 juta) dan China (US$ 245 juta).

Franky menambahkan bahwa naiknya realisasi investasi China tersebut merupakan sesuatu yang positif dan menunjukkan bahwa upaya-upaya untuk menyakinkan yang dilakukan pemerintah mulai membuahkan hasil.

“BKPM sendiri telah memiliki marketing officer khusus untuk mengawal minat investasi dari China, selain itu dari sisi perencanaan kami juga berencana untuk membuka kantor perwakilan promosi investasi di China,” paparnya.

Secara rinci, investasi Negeri Tirai Bambu dalam kurun periode kuartal III tahun 2015 tersebut masuk ke sektor primer seperti tanaman pangan dan perkebunan dengan jumlah investasi mencapai US$ 92 juta, diikuti oleh sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik dengan jumlah investasi mencapai US$ 57 juta, serta industri makanan mencapai US$ 41 juta.

Terkait lokasi investasi, Franky mengungkapkan masih didominasi di Kalimantan Selatan dengan nilai investasi mencapai US$ 132,3 juta, diikuti oleh Provinsi DKI Jakarta dengan nilai investasi US$ 38,4 juta dan Provinsi Sulawesi Tenggara US$ 27,9 juta.

“Jadi masih dengan semangat Indonesia sentris mendorong investasi di luar Jawa sehingga sebaran investasi bisa dapat terdistribusikan dengan baik,” katanya.

BKPM mencatat, secara kumulatif Januari-September 2015, realisasi investasi China mencapai US$ 406 juta dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek. BKPM merilis realisasi investasi kumulatif Januari-September 2015 mencapai Rp 400 triliun, meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 342 triliun.

Lebih lanjut, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Januari-September meningkat 16,4 persen sebesar Rp 133,2 triliun, sedangkan realisasi investasi PMA naik 16,9 persen sebesar Rp 266,8 triliun. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER