Jakarta, CNN Indonesia --
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana mengimpor beras dari beberapa negara di Asia Tenggara. Hal ini dilakukan guna menjaga pasokan beras di tengah ancaman gagal panen menyusul fenomena El Nino.
Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, dalam waktu dekat sebanyak 1 juta ton beras akan didatangkan dari Vietnam, menyusul adanya komitmen kerjasama kedua negara mengenai pasokan beras.
"Dia (Vietnam) kan dulu komitmennya 1,5 juta ton. Tapi dengan terbatasnya waktu kan kapasitas dia nggak cukup. Nah ini dengan kondisi yang ada, dia mungkin hanya bisa 1 juta. Itupun tergantung waktu yang diberikan," ujar Djarot saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (26/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga: Jokowi Izinkan Impor Beras Vietnam dan Thailand untuk Stok)
Beras tersebut, menurut Djarot akan tiba di Indonesia dalam waktu dekat atau sesuai dengan waktu tenggat yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo.
"Segera. Minggu-minggu ini. Kan ini sudah batasan yang beliau (Presiden Jokowi) bilang. Dan inget. Bahwa ini bukan untuk pasar. Ini untuk cadangan. Jangan sampai keliru, ini untuk kalau terjadi shortage (kekurangan) saja," tegasnya.
Tak hanya Vietnam, Djarot bilang jajarannya juga berencana mengimpor 500 ribu ton beras dari Thailand sebagai upaya menutupi kekurangan pasokan tersebut.
"Kita memang minta bantuan dari Thailand, tapi terbatas hanya 500 ribu ton saja, karena memang harganya juga yang mahal," kata Djarot.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku bahwasannya
pemerintah telah menandatangani perjanjian impor beras dengan Vietnam dan Thailand.
"Impor itu kita lakukan untuk memperkuat cadangan beras nasional, tetapi bisa ditaruh di Vietnam atau Thailand, bisa ditaruh di sini," ujar Jokowi, Rabu (21/10).
(dim/dim)