Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan jasa telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (XL) mencatat rugi bersih sebesar Rp 506 miliar dalam sembilan bulan terakhir akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Presiden Direktur XL, Dian Siswarini mengatakan, pendapatan perseroan tumbuh 4 persen pada kuartal III 2015. Hal itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan pada bisnis utama yang naik 5 persen.
“Pertumbuhan smartphone juga telah berhasil mendorong peningkatan penggunaan layanan data di Indonesia. Penetrasi smartphone XL telah meningkat menjadi sebesar 39 persen dari keseluruhan pelanggan per akhir periode sembilan bulan 2015. Pengguna smartphone XL tumbuh 7 persen YoY (secara tahunan) dan mencapai 15,6 juta pengguna,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring dengan transformasi, kata Dian, manajemen XL secara proaktif menjalankan rencana yang jelas dan konkret dalam memperkuat posisi keuangan perusahaan melalui rangkaian program inisiatif pengelolaan neraca keuangan.
“Percepatan pelunasan dan konversi utang ke mata uang rupiah senilai US$ 580 juta merupakan bagian dari upaya XL untuk melunasi semua portofolio utang dalam dolar AS yang tidak disertai fasilitas lindung nilai,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, saat ini XL tidak lagi memiliki utang dalam dolar AS yang tidak menggunakan fasilitas lindung nilai (hedge). Ia menyatakan, semua utang XL dalam dolar AS yang masih ada saat ini telah disertai fasilitas lindung nilai.
“Kami menyadari sepenuhnya konsekuensi atas kondisi perekonomian global terhadap perusahaan, termasuk yang terkait dengan pinjaman XL dalam mata uang asing. Dengan penyelesaian semua pinjaman dalam dolar AS yang tidak di-hedge, kami berharap beban perusahaan menjadi berkurang, dan dapat mendukung kinerja XL ke depan,” katanya.
Terkait hal itu, Dian menyatakan total utang XL menurun menjadi Rp 27 triliun dibandingkan dengan kumulatif utang periode Januari-September 2014 yang sebesar Rp 30,4 triliun. Sementara utang bersih/EBITDA (Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi) sedikit berkurang dari 3,2 kali menjadi 2,8 kali.
Perluasan JaringanSejalan dengan fokus perusahaan menjadi pemimpin layanan internet mobile di Indonesia, Dian Siswarini mengatakan lalu lintas (trafic) data Xl mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring pula dengan meningkatnya kepemilikan dan penggunaan ponsel.
“Trafic data tumbuh 52 persen secara tahunan dalam periode sembilan bulan pertama 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan total pengguna data 20 juta atau 49 persen dari total basis pelanggan,” jelasnya
Dia menambahkan, program 4G LTE menjadi bagian penting dari strategi XL untuk menjadi yang terdepan dalam layanan mobile internet sekaligus upaya memenuhi kebutuhan pelanggan atas layanan internet berkecepatan tinggi.
Sampai dengan September 2015, lanjutnya, XL memiliki 1.018 BTS 4G sebagai bagian dari upaya perseroan meningkatkan cakupan wilayah layanan 4G dan menyongsong komersialisasi layanan 4G LTE.
“XL juga terus berinvestasi dalam usaha meningkatkan kualitas jaringan dan perluasan jangkauan melalui pembangunan hampir 18 ribu BTS 3G hingga akhir sembilan bulan pertama 2015. Dengan demikian, saat ini total BTS XL mencapai ke 56.300,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sepanjang Januari-September 2015, XL telah menggelontorkan belanja modal sebesar Rp 3 triliun untuk memperluas infrastruktur layanan data dan layanan seluler, dengan menggunakan dana internal.