Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyisipkan anggaran siaga atau
on call yang bisa dipakai untuk menangani fenomena kabut asap yang merupakan dampak dari bencana kebakaran hutan.
Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro mengaku, pengalokasian dana siaga sendiri sudah termaktub dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 yang sedianya akan disahkan dalam waktu dekat.
"Masalah kabut asap itu akan ada di anggaran, pertama dia ada anggaran bencananya sendiri, yang merupakan dana cadangan yang
on call oleh BNPB, kemudian anggaran di Kementerian Kehutanan sendiri, ujar Bambang dalam rapat kerja pengesahan RAPBN 2016 bersama Badan Anggaran DI dpr, Jumat (30/10) dini hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dana siaga, Bambang bilang pemerintah juga berencana menyediakan anggaran untuk membeli pesawat bom air guna membantu pemadaman api.
Namun, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ini enggan membeberkan proyeksi anggaran yang akan disiapkan untuk membeli pesawat tersebut.
"Mungkin nanti kabinet juga memutuskan akankah kami melakukan rekonstruksi lahan gambut, itu kami pertimbangkan yang tentunya butuh dana besar," katanya.
Seperti diketahui, dalam APBN Perubahan 2015 KLH memiliki anggaran penanggulan kebakaran hutan sebesar Rp 250 miliar. Sementara BNPB diketahui telah mengantongi anggaran senilai Rp 700 miliar untuk pemanfaatan yang sama.
Menyusul fenomena kebakaran hutan yang masih terjadi belakangan ini, tahun depan pemerintah berkomiten akan menambah anggaran total BNBP menjadi Rp 1,18 triliun. Sementara anggaran KLH ditetapkan sebesar Rp 6,113 triliun.
(dim/ags)