Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menargetkan mampu menekan volatilitas dan perbedaan selisih (disparitas) harga barang kebutuhan pokok serta barang penting dengan adanya program Tol Laut.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan salah satu kebijakan Kementerian Perdagangan adalah memperkuat pasar dalam negeri. Ia menilai keberhasilan kebijakan tersebut dapat dilihat dari stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting.
“Target fluktuasi harga kurang dari 9 persen per tahun dan disparitas harga kurang dari 13,5 persen," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (4/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program Tol Laut sendiri diluncurkan hari ini bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di Tanjung Priok, Jakarta.
Peluncuran Perdana Tol Laut ini merupakan program kerja Kementerian Perhubungan dalam Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2015.
“Tujuan program ini adalah untuk mendistribusikan barang kebutuhan pokok dan barang penting ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan guna mengurangi disparitas harga,” jelas Thomas
Ia menjelaskan, pelaksanaan program ini merupakan kewajiban pelayanan publik (PSO) untuk angkutan laut barang kebutuhan pokok dan barang penting, melalui penugasan kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebagai penyelenggara PSO, dengan mendapat biaya kompensasi (subsidi) dari APBN.
“Dalam pelaksanaan program ini, Kementerian Perdagangan berperan sebagai koordinator dan pemasok muatan, untuk menjamin ketersediaan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting,” ujarnya.
Lebih lanjut, dalam peluncuran perdana Tol Laut, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan distributor dari wilayah Biak, Serui, Nabire, Manokwari, Tual, Fakfak dan Kaimana.
Sebanyak 41 kontainer dari Tanjung Priok Jakarta dan 36 kontainer dari Tanjung Perak (Surabaya) akan memuat barang kebutuhan pokok dan barang penting, antara lain gula, beras, tepung terigu, minyak goreng, telur, bawang, besi baja, serta tripleks dan semen.
"Semoga program ini dapat menurunkan harga jual ke konsumen di daerah tujuan dan memperkecil disparitas harga," kata Thomas.
Sebagai informasi, tarif angkutan laut tujuan Biak dengan menggunakan tarif normal adalah sebesar Rp 48 juta per kontainer, namun melalui program ini tarif angkutan laut hanya sebesar Rp 8 juta per kontainer.
“Masyarakat di daerah perbatasan dan daerah terluar dapat membeli barang kebutuhan pokok dan barang penting dengan harga yang lebih murah," ujarnya.
(gir/gir)