Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan kilang milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur kembali beroperasi setelah aktivitasnya terhenti cukup lama akibat terjerat kasus hukum.
"Dengan beroperasinya TPPI impor untuk premium dapat berkurang hingga 19 persen," ujarnya ketika berkunjung ke kilang TPPI di Tuban, Jawa Timur, Rabu (11/11).
Volume impor, lanjut presiden, bisa turun lebih besar hingga 29 persen jika memperhitungkan pula hasil produksi kilang Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) yang diperasikan oleh PT Pertamina (Persero). Bahkan pada akhir tahun ini, kedua kilang tersebut dipercaya bisa menghemat impor premium sebesar 36 persen.
"Dan (penghematan) solarnya sekarang mencapai 40 persen, nantinya tidak akan ada impor (Solar) pada akhir tahun," ucap Presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, TPPI Tuban ke depannya akan dijadikan sentra industri petrokimia yang akan menghasilkan beragam jenis bahan bakar, seperti premium, solar, LPG, dan pertamax.
Selain itu, lanjutnya, TPPI juga nantinya akan menghasilan produk petrokimia turunan lainnya seperti paraxylene, orthoxylene, benzene, dan Toluene.
"Ini adalah masa depan industri dasar petrokimia di Indonesia, jangan berhenti," ucap Presiden.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto meyakini pengoperasian kilang TPPI akan menghemat devisa sebesar US$ 2,2 miliar setahun dari pengurangan impor BBM dan LPG.
Pasalnya, kata Dwi, TPPI memiliki kapasitas untuk menghasilkan premium sekitar 61 ribu barel per hari, pertamax 10 ribu barel per hari, dan solar 11.500 barel per hari. Selain itu, lanjut Dwi, TPPI juga memiliki kemampuan untuk memproduksi LPG hingga 480 metrik ton per hari.
Selain menghemat devisa, Dwi Soetjopto banyak aspek positif yang akan muncul dari pengoperasian TPPI, mulai dari sentimen positif terhadap investasi, ketenagakerjaan, dan efek berganda lainnya.
Tak hanya itu, Mantan Dirut PT Semen Indonesia Tbk ini juga percaya bahwa pengoperasian kembali TPPI akan memonetisasi investasi sebesar US$ 2,15 miliar yang ditanamkan sebelumnya.
"Yang tidak kalah penting, sekitar 700 orang dapat kembali bekerja mengimplementasikan keahliannya di TPPI dan sekitar 2.000 lapangan kerja di sekitar TPPI kembali terbuka sebagai efek berantai dari pengoperasian TPPI," katanya.
(dim/ags)