Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan produksi batubara Indonesia hingga 18 November 2015 sebesar 332 juta ton. Realisasi produksi komoditas tambang itu baru sebesar 78,1 persen dari target produksi 425 juta ton pada tahun ini.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Bambang Gatot menjelaskan, masih rendahnya angka produksi batubara Indonesia tak lepas dari kondisi pasar batubara dunia yang melemah akibat anjloknya harga-harga komoditas energi lainnya. Fenomena global ini mempengaruhi tingkat produksi batubara dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Produksi batubara maupun mineral turun. Kita tahu ini karena kondisi harga turun dan kendala
demand (permintaan) batubara dunia yang juga turun," ujar Bambang di kantornya, Rabu (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Realisasi PNBP dari sektor minerba pada periode yang sama tercatat sebesar Rp 26 triliun, atau baru 50 persen dari yang ditargetkan Rp 52 triliun pada tahun ini.
"Ini karena pada perencanaan awal kita gunakan
single tariff khususnya untuk pengenaan royalti 13,5 persen sekian persen dan ada akhirnya tidak ada perubahan. Hal yang juga memepengaruhi adalah kecepatan (PLTU) Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan demand PLTU dari sisa pipeline tahun lalu," kata Bambang.
Selaras dengan rendahnya produksi, Bambang mengatakan harga batubara acuan (HBA) Indonesia juga terus menunjukkan tren pelemahan.
HBA untuk November berada di level US$ 54,43 per ton, turun 5,16 persen dibandingkan dengan posisi Oktober 2015 yang sebesar US$ 57,39 per ton.
(ags)