Diterpa Kasus Suap, Saham Bank Pundi Anjlok 8,47 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 17:47 WIB
Sebelumnya KPK mencekal dua anggota DPRD Banten dan Direktur Utama PT Banten Global Development terkait dugaan suap pembentukan Bank Pembangunan Daerah Banten.
Refleksi karyawan melintas di layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penangkapan dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten dan Direktur Utama PT Banten Global Development (PT BGD) Ricky Tampinongkol oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap dana akuisisi PT Bank Pundi Indonesia Tbk membuat harga saham perseroan berkode BEKS itu ambrol.

Dalam perdagangan saham Rabu (2/12), tercatat harga saham Bank Pundi anjlok 8,47 persen ke level Rp54 per lembar, dari Rp59 per lembar pada penutupan kemarin. Adapun, jika dihitung sejak awal tahun (year to date), harga saham BEKS telah melemah 32,5 persen dari level Rp80 per lembar.

Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menyatakan adanya kasus tangkap tangan KPK terhadap dua anggota DPRD Banten dan Dirut PT BGD tersebut memberikan sentimen negatif bagi saham perseroan. Pasalnya, hal itu terkait dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang akan manguasai saham Bank Pundi demi mengembangkan Bank Pembangunan Daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dengan adanya kasus tersebut, ada kemungkinan proses akuisisi Bank Pundi oleh Pemprov Banten menjadi molor. Namun anggota DPRD sepertinya memang biasa meminta 'jatah' seperti itu ya,” ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (2/12).

Namun, Kiswoyo menambahkan, sentimen lain yang saat ini menjadi perhatian pelaku pasar adalah terkait harga beli saham Bank Pundi oleh Pemprov Banten. Ia menilai, patokan harga pembelian tersebut bakal diikuti oleh pelaku pasar nantinya.

“Salah satu sentimen adalah Bank Pundi mau dibeli oleh Pemprov, dan sebetulnya yang jadi patokan harga belinya. Kalau harga belinya lebih rendah, maka pasar akan mengikuti,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan harga saham Bank Pundi masih berpotensi mengalami volatilitas dalam jangka pendek. Hal tersebut disebabkan adanya kasus suap tersebut sementara pelaku pasar menunggu harga patokan pembelian yang ditetapkan Pemprov Banten melalui penerbitan saham baru (rights issue).

Adapun saat ini Bank Pundi sedang dalam proses penerbitan 2,75 miliar saham baru atau setara 25,82 persen modal disetor untuk aksi rights issue ini. Harga pelaksanaan rights berada di kisaran Rp200 - 225 per saham sehingga secara total berpotensi meraup Rp618,75 miliar. Harga saham rights itu lebih tinggi dari harga saham BEKS di pasar reguler saat ini.

“Kalau akuisisi molor mungkin bisa jadi, karena setelah ada deal pasti juga kan ada waktu lagi yang dibutuhkan. Harga saham masih akan bergejolak menunggu harga patokan yang ditetapkan pemerintah daerah,” ungkapnya.

Seperti diketahui, KPK menetapkan Wakil Ketua DPRD Banten dari Fraksi Golkar SM Hartono (SMH), anggota DPRD Banten Tri Satriya Santosa (TSS), dan Ricky Tampinongkol (RT), sebagai tersangka kasus suap proses akuisisi Bank Pundi. Dalam operasi tangkap tangan kemarin, penyidik mengantongi barang bukti berupa duit suap senilai Rp60 juta dan US$ 11.000

"Sudah dilakukan ekspose jam 10.00 dan ditemukan tindak pidana korupsi. Diduga dilakukan RT selaku pemberi, dan TSS alias S dan SMH selaku penerima untuk pengesahan RAPBD 2016 untuk pembangunan Bank Banten," kata Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi Sapto Pribowo di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (2/12).

Ricky disangka melanggar Pasal 5 huruf a atau b Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP. Sementara Hartono dan Tri dijerat Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 undang-undang yang sama.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER