Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mengerek harga komoditas karet, tiga negara penghasil karet terbesar di dunia yang tergabung dalam Dewan Karet Tripartit Internasional (International Tripartite Rubber Council/ITRC) berencana mendorong konsumsi karet alam.
Tahun depan ITRC yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, dan Thailand sepakat bersama-sama akan meningkatkan total konsumsi karet alam sebanyak 300 ribu ton per tahun, terutama untuk proyek pembangunan jalan.
“Ketiga negara (Indonesia, Malaysia, Thailand) terus berusaha mendorong konsumsi karet alam di masyarakat seperti dalam pembangunan jalan,” kata Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong usai menghadiri pertemuan tingkat pejabat senior ITRC di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Thomas bersama Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand, Jenderal Chatchai Sarikulya, serta Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia, Datuk Amar Douglas Uggah Embas itu, ketiga negara ke depan akan saling bertukar keahlian dan teknologi dalam hal penggunaan karet alam untuk konstruksi jalan baru dan pelapisan jalan.
Tak hanya untuk pembangunan jalan, penggunaan karet alam di tiga negara penguasa 67 persen pangsa produksi global itu juga akan ditingkatkan pada proyek pembangunan infrastruktur lain seperti bantalan rel kereta dan bantalan dermaga (
dock fenders).
Adapun total konsumsi karet alam di ketiga negara tahun ini mencapai 1,67 juta ton atau naik 5,9 persen dari konsumsi tahun lalu, 1,58 juta ton. Naiknya konsumsi terutama disebabkan oleh penggunaan karet alam pada konstruksi jalan dan berbagai produk berbasis karet.
Peningkatan konsumsi dilakukan untuk mendongkrak harga karet alami. Saat ini, harga karet alami lebih rendah dari biaya produksinya yaitu sekitar US$ 1,2 per kilogram. Padahal, tahun 2012 harga karet alam bisa menembus US$4,9 per kilogram.
Seiring dengan penurunan harga, persediaan (
stock) dan produksi karet alam global pun menurun. Berdasarkan Kelompok Studi Karet Internasional (International Rubber Study Group/IRSG) total pasokan karet alam global per September 2015 mencapai 2,8 juta ton atau merosot dari capaian periode yang sama tahun lalu, 3,2 juta ton.
Sementara, berdasarkan data Asosiasi Negara Produsen Karet Alam (Association of Natural Rubber Producing Countries/ANRPC) yang menguasai 92 persen pangsa produksi global, total produksi karet alam tahun ini diperkirakan sebesar 10,94 juta ton atau turun 0,1 persen dari sebelumnya, 10,95 juta ton.
“Harga yang ideal yang pernah kita capai di 2012 itu sampai dengan US$4,9 per kg. Itu adalah harga numeratif yang ingin kita capai tetapi tentunya prediksinya sekarang ini harus bisa keluar saja dari US$2,5 per kg sudah baik,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag Bachrul Chairi di tempat yang sama.
Vietnam Jadi Rekan Strategis ITRCDalam pertemuan yang sama,ITRC juga menerima komitmen Vietnam sebagai rekan strategis (strategic partner). Vietnam akan meningkatkan pangsa produksi karet alam global ITRC menjadi 74,3 persen. Hal ini memungkinkan terciptakan koordinasi yang lebih baik dalam mengatasi permasalahan harga karet.
"Saat ini Vietnam bergabung dengan ITRC sebagai rekan strategis," kata Thomas.