Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (Indonesia
National Air Carriers Association/INACA) memperkirakan jumlah penumpang pesawat tahun ini meningkat 10-15 persen dibandingkan tahun lalu.
“
Range (pertumbuhannya) 10 sampai 15 persen. Saya tidak mau optimistis sampai 15 persen tetapi kira-kira 10 persen,” tutur Ketua Umum INACA M. Arif Wibowo di Jakarta, Jumat (8/1).
Arif mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jumlah penumpang tahun ini. Pertama, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang diprediksi akan menguat dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kedua, harga avtur yang lebih murah,” ujarnya.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan juga akan membaik sehingga kebutuhan akan angkutan udara diharapkan meningkat.
Dari sisi infrastruktur, perbaikan sejumlah bandara di Indonesia juga memberi dampak positif pada peningkatan kenyamanan penumpang.
“Contohnya seperti bandara di Raja Ampat, Labuan Bajo, Wamena dan sebagainya. Itu akan menjadi bagian penting bagi Indonesia untuk promosi pariwisata,” kata Arif.
Manfaatkan Asean Open SkyMenurut bos PT Garuda Indonesia Tbk itu, 2016 merupakan tahun penuh tantangan namun masih ada peluang besar bagi maskapai nasional untuk bisa terus tumbuh dan memperluas pasarnya ke negara-negara Asean seiring berlakunya Asean
Open Sky.
Dalam kerangka Asean
Open Sky, maskapai negara di kawasan Asean bisa melakukan penerbangan langsung ke sejumlah kota di Asean yang disepakati.
“Sekarang adalah saatnya memperluas pasar agar bisa betul-betul memperoleh benefit dari situasi ini,” kata Arif.
Sekretaris Jenderal INACA Tengku Burhanuddin menambahkan tahun ini industri penerbangan nasional lebih optimistis. Pasalnya, tahun lalu, maskapai-maskapai Indonesia menghadapi berbagai kendala mulai dari perlambatan ekonomi, bencana kebakaran hutan penyebab kabut asap, hingga abu vulkanik. Akibatnya, pertumbuhan penumpang pesawat udara tidak optimal.
Ia berharap dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, akan mampu dibantu oleh kinerja positif dari maskapai penerbangan nasional. Untuk itu, ia berharap tidak terjadi lagi kebakaran hutan di 2016.
“Mudah-mudahan tidak ada abu vulkanik dan tidak ada lagi hal-hal lain yang bisa berakibat orang tidak terbang. Kalau ini terjadi masak kami prediksi
traffic growth hanya 5 persen,” kata Tengku.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari-Oktober 2015, jumlah penumpang pesawat yang dilayani maskapai Indonesia telah mencapai 67,5 juta orang atau naik 12,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 59,83 juta orang.
Selama periode tersebut jumlah penumpang domestik mencapai 56,1 juta orang atau melonjak 15,64 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 11,4 juta orang atau tumbuh 0,4 persen.
(gen)