Jakarta, CNN Indonesia -- Langkah Bank Indonesia menurunkan tingkat acuan suku bunga acuan atau
BI Rate sebesar 25 bps mendapat respons positif dari Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadel Muhammad.
Dengan besaran suku bunga saat ini di angka 7,25 persen, Fadel meyakini hal tersebut akan memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami apresiasi karena akhirnya BI menurunkan juga BI rate menjadi 7,25 persen, setelah hampir setahun tidak mengalami penurunan. Tapi kedepannya, kami harapkan terus mengalami penurunan," katanya seperti yang dilansir dari kantor berita Antara, Jumat (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, maka putusan ini akan menjadikan kegiatan bisnis domestik akan kembali bergeliat seiring dengan penurunan suku bunga acuan tersebut.
"Memang, tidak ada alasan bagi Bank Indonesia tidak menurunkan BI rate. Selain laju inflasi yang stabil, likuiditas perbankan juga cukup baik," tuturnya.
Manfaat Bagi UKMMenyusul penurunan suku bunga acuan, Fadel juga berharap seluruh bank segera menurunkan suku bunganya agar pelaku usaha di Indonesia mendapat keringanan dalam permodalan.
Dengan adanya penurunan bunga kredit dapat menambah akselerasi sektor usaha kecil menengah (UKM) lebih baik.
"Karena selama ini masalah permodalan menjadi kendala besar bagi pelaku usaha di Indonesia. Padahal, pertumbuhan UKM menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Oleh karenanya Fadel meyakini pula dengan penurunan suku bunga KUR dan penambahan subsidi KUR hingga Rp10,6 triliun yang telah dilakukan pemerintah maka penurunan BI Rate mampu menciptakan ekonomi nasional yang lebih
likuid dan lebih berjalan dengan baik.