2016, Pertamina Bidik Penjualan Pertalite Meroket 275 Persen

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Jan 2016 11:02 WIB
Sampai saat ini Pertamina telah menjual Pertalite di 2.133 SPBU sejak pertama kali meluncurkannya lima bulan lalu.
Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang (kiri) bersama General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region V, Ageng Giryono (tengah) dan Ketua DPD Region V Hiswana Migas, Rahmad Muhammadiyah mengisi bahan bakar minyak (BBM) Pertalite ke sebuah mobil saat uji pemasaran Pertalite di SPBU By Pass Ngurah Rai, Denpasar. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menargetkan penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite melonjak 275 persen menjadi 15 ribu kiloliter (KL) per hari pada 2016 dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu 4 ribu KL per hari. Selain pertalite, Pertamina juga memproyeksikan peningkatan penjualan produk pertamax, pertamax plus dan pertamax dex.

Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina mengatakan tantangan perusahaan dalam memasarkan BBM non subsidi saat ini adalah bagaimana masyarakat mau menggunakan pertamax dan pertalite.

"Hingga saat ini, pertalite telah dipasarkan di 2.133 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam kurun waktu kurang dari lima bulan sejak diluncurkan," kata Ahmad, Sabtu (16/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pria yang kerap disapa Abe ini, peningkatan penjualan pertalite tahun lalu karena dibuktikan menghasilkan performa yang lebih baik dibanding premium. Pertalite yang mulai dipasarkan Pertamina pada Juli 2015 memiliki research oktane number (RON) 90 atau lebih tinggi dibanding premium yang memiliki RON 88. Saat ini Pertamina melego setiap liter pertalite di angka Rp7.900, premium Rp 7.050 per liter, dan pertamax Rp 8.500 per liter.

Jaringan Pemasaran

Rhenald Kasali, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang juga pengamat pemasaran menilai Pertamina diuntungkan oleh jaringan infrastruktur yang sudah masif di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karenanya, untuk pemasaran produknya tidak banyak mengalami kesulitan.

"Sekarang tinggal bagaimana mengembangkan teknologi agar produk-produk yang dipasarkan bisa memenuhi kebutuhan konsumen,” kata dia.

Menurut Rhenald, Pertamina telah melakukan langkah tepat dengan meluncurkan produk pertalite untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan premium dengan RON lebih tinggi, namun tidak mampu membeli harga pertamax.

Ia mengusulkan untuk mengoptimalkan penjualan, Pertamina harus bisa membuat terobosan sehingga konsumen bisa dengan mudah membeli produk yang dijualnya.

Hal tersebut menurut Ahmad Bambang, baru dimulai Pertamina untuk produk pelumas dan elpiji. Ia mengatakan produk pelumas dan elpiji bisa dibeli masyarakat dari SPBU terdekat dengan layanan pesan antar layaknya makanan cepat saji. Untuk itu, Pertamina telah menggandeng PT GoJek Indonesia.

“Sekarang kami benahi sistem teknologi informasinya. Jadi produk-produk yang dijual Pertamina bisa langsung sampai ke konsumen,” tukas dia.

Pertamina juga mengembangkan SPBU Pasti Prima. Nanti SPBU tidak sekadar untuk membeli BBM, namun menjadi food and energy station dengan menggandeng Perum Bulog dan juga PT Pos Indonesia (Persero). “BUMN Corporation akan kami wujudkan dengan menggandeng Bulog dan PT Pos,” kata dia.

Menurut Ahmad, Pertamina juga akan meningkatkan brand image produk pelumas. Apalagi pelumas Pertamina memiliki keunggulan dari sisi harga jual yang lebih kompetitif dibanding produk-produk sejenis lainnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER