Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI akan segera menurunkan suku bunga kredit pada awal Februari menyusul penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-rate) dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 15 Januari 2016 lalu.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menyatakan manajemen sudah memutuskan bahwa pada awal Februari 2015 ini perseroan akan menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) setelah adanya pemangkasan BI rate.
“Nanti ada penyesuian tertentu, turunnya sekitar 25 basis poin dan itu akan diikuti oleh turunnya suku bunga kredit ritel paling tidak 25 basis poin," tuturnya di kantor pusat BNI, Jakarta, Senin (25/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Achmad berharap penurunan suku bunga kredit bisa mempercepat penyaluran kredit perseroan. Hal itu seperti yang terlihat pada cepatnya penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI setelah suku bunga KUR diturunkan dari 22 persen menjadi 12 persen pertengahan tahun lalu.
"Dari Agustus sampai Desember tahun lalu kita menyalurkan KUR Rp3 triliun," ujarnya.
Kredit BNI, lanjut Achmad, tumbuh sebesar 17,5 persen menjadi Rp326,1 triliun pada tahun lalu, naik dari capaian tahun 2014 senilai Rp277,6 persen.
Tahun ini, BNI menargetkan pertumbuhan kredit bisa mencapai 16-18 persen dengan menyasar pasar perusahaan pelat merah yang banyak melaksanakan proyek infrastruktur pemerintah.
"Kita berharap kredit infrastruktur bisa mendorong kredit lainnya juga bisa tumbuh, selain itu kredit perdagangan dan konstruksi juga tumbuh," ujarnya.
Dikutip dari laman resmi perseroan, suku bunga deposito BNI ada di kisaran 4,25 - 6,25 persen tergantung pada jangka waktu dan besaran simpanan. Adapun SBDK BNI per 31 Desember 2015 tercatat 10,75 persen untuk kredit korporasi, 12 persen untuk kredit ritel, 11 persen untuk kredit konsumsi Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan 12,5 persen untuk kredit non-KPR.
Sementara itu, manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) menyatakan akan menurunkan suku bunganya. Namun demikian, besaran penurunan suku bunga tersebut masih dikaji perseroan.
"Ini kan yang deposito masih ada yang belum jatuh tempo, kredit yang kita berikan juga ada yang belum jatuh tempo. Jadi (penurunan suku bunga) dilakukan secara bertahap," ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam secara terpisah.
(gir)