Jakarta, CNN Indonesia -- BP, perusahaan minyak asal Inggris berencana memangkas 7 ribu tenaga kerja dari seluruh wilayah kerjanya di dunia setelah terjadi penurunan laba bersih secara drastis sepanjang 2015.
Dilansir dari CNN Money, perusahaan telah mengumumkan sekaligus merealisasikan pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut akan berlangsung sampai akhir 2017. Selama tiga pekan terakhir, setidaknya 3 ribu pekerja telah dirumahkan BP.
Mengutip laporan keuangan BP tahun lalu, laba perusahaan anjlok menjadi US$5,2 miliar sepanjang tahun lalu setelah sebelumnya di 2014 sempat mengantongi laba sebesar US$8,1 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama harga minyak rendah BP harus menanggung biaya restrukturisasi aset yang terus merosot nilainya, juga biaya eksplorasi dan produksi yang terus membengkak.
Selain akibat dampak kejatuhan harga minyak dunia, BP juga masih harus membayar biaya denda US$ 12 miliar akibat insiden tumpahnya minyak di Teluk Meksiko pada 2010 lalu yang turut menggerus perolehan laba perusahaan.
BP merupakan perusahaan minyak Eropa pertama yang melaporkan laporan keuangan 2015 sejak harga minyak mentah dunia turun 35 persen tahun lalu. Buruknya kinerja perusahaan telah membuat saham BP di pasar modal London anjlok 8 persen.
Di Indonesia, BP melakukan kegiatan produksi gas alam cair (LNG) dari lapangan Tangguh, suatu proyek multinasional yang melibatkan pengembangan enam lapangan gas di Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau and Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Cadangan gas Tangguh pertamakali ditemukan pada pertengahan 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO) yang kini dioperasikan oleh BP Berau Ltd dengan kepemilikan 100 persen oleh BP dan telah berproduksi sejak 2009 lalu.
Untuk menggarap lapangan tersebut, BP membentuk dua anak usaha lainnya yaitu BP Muturi Holdings B.V. dan BP Wiriagar Ltd sehingga BP memiliki 37,16 persen kepemilikan di kilang Tangguh.
Sementara mitra kerja BP lainnya disana adalah MI Berau B.V. sebesar 16,3 persen, CNOOC Muturi Ltd 13,90 persen, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23 persen, KG Berau Petroleum Ltd 8,56 persen, KG Wiriagar Overseas Ltd 1,44 persen, Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc 7,35 persen, Talisman Wiriagar Overseas Ltd sebesar 3,06 persen.
Selain mengelola lapangan Tangguh, BP juga memiliki saham 26,25 persen di Vico Indonesia yang berbisnis ekspor gas alam cair dan kini secara aktif melakukan kegiatan eksplorasi untuk metana gas batubara (CBM).
Produksi minyak dan gas Vico berpusat di Kontrak Kerja Sama (KKS) Sanga-Sanga, Kalimantan Timur dengan sumur-sumur yang terletak di lapangan Badak, Nilam, Semberah dan Mutiara.
Sebagian besar gas alam yang diproduksi Vico dikirimkan ke salah satu kilang LNG terbesar di dunia, yaitu PT Badak NGL di Bontang, di mana LNG dan LPG diproduksi dan dikapalkan.
BP juga memiliki BP Petrochemicals Indonesia yang pada 2014 dibelinya dari PT Amoco Mitsui PTA Indonesia (AMI), sebuah joint venture yang memproduksi dan menjual purified terephthalic acid (PTA), sehingga kepemilikan BP di perusahaan menjadi 100 persen. Perusahaan itu memproduksi PTA, atau bahan baku polyester yang digunakan dalam industri garmen, kemasan makanan dan minuman, serta beberapa aplikasi industri lain sebanyak 530 ribu ton per tahun.
Terakhir, BP memiliki saham pada PT Castrol Indonesia yang memasarkan minyak pelumas di Indonesia sejak 1970. Sebagian besar produk-produk pelumas Castrol diproduksi dari pabrik pengolahan berkapasitas 80 ribu metrik ton per tahun di Merak, Banten.