Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Federal Reserve Jannet Yellen tidak menutup kemungkinan adanya penerapan kembali suku bunga negatif di Amerika Serikat. Pernyataan Yellen tersebut terlontar dalam sesi tanya jawab antara The Fed dengan anggota kongres Kamis (12/2).
"Kami akan lihat itu, saya tidak akan menghapus pilihan tersebut dari daftar," ujar Yellen dilansir dari
CNN Money.
Yellen dan para ahli ekonomi lainnya menekankan perekonomian AS akan cenderung memburuk apabila nantinya The Fed salah langkah dalam mengambil kebijakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa tahun lalu, kebijakan suku bunga negatif memang dianggap sebagai kebijakan moneter yang penuh risiko dan bersifat eksperimen. Namun saat ini kebijakan tersebut tengah menjadi tren bank sentral sejumlah negara untuk menstimulasi perekonomian negaranya.
AS sendiri pernah menerapkan suku bunga rendah pada tahun 2008. Pada saat itu The Fed memangkas Fed Fund Rate hingga mendekati 0 persen.
Tapi apabila nantinya The Fed benar akan menerapkan kebijakan suku bunga negatif, AS tidak akan sendirian. Saat ini diketahui sejumlah negara telah menerapkan kebijakan moneter suku bunga negatif.
Lima bank sentral yakni Denmark, Uni Eropa, Swedia, Swiss dan Jepang telah menurunkan suku bunganya menjadi negatif.
"Suku bunga negatif mungkin saja di AS, tapi tantangan akan sangat berat," ujar Dan Sichel Profesor dari Wellesley College yang juga mantan pejabat The Fed.
Akhir Januari lalu, Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) secara mengejutkan telah memangkas suku bunga acuannya hingga negatif. Keputusan yang mengejutkan para investor tersebut merupakan salah satu langkah untuk menstimulasi perekonomian di tengah volatilitas pasar keuangan dan ancaman perlambatan ekonomi akibat deflasi.
Dengan suku bunga yang negatif, BOJ berharap masyarakat mengurangi minatnya menumpuk uang dalam bentuk deposito maupun surat berharga dan membelanjakannya. Dengan belanja, perekonomian Negara Sakura tersebut terangkat naik setelah selama dua tahun diliput deflasi. Terakhir, di tahun 2015 Jepang mengalami inflasi hanya 0,5 persen, jauh di bawah target BOJ yang mencapai 2 persen.
(gir/gir)