Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan sepanjang 1 Januari sampai 5 Februari 2016, jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah tersalur ke masyarakat mencapai Rp6,49 triliun alias 6 persen dari anggaran sebesar Rp103,246 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dana sebesar itu diserap oleh 298.728 debitur di seluruh Indonesia.
“Penyederhanaan berbagai hal perlu dilakukan agar KUR dapat berkembang dan tepat sasaran, yang pada akhirnya akan menaikkan ranking Indonesia dalam peringkat kemudahan berbisnis,” kata Darmin, dikutip Jumat (12/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak puas dengan jumlah KUR yang telah disalurkan, Darmin mengaku pemerintah akan lebih menyederhanakan peraturan penyaluran KUR tersebut yaitu Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 13 Tahun 2016.
“Revisi tersebut antara lain mengatur mengenai penyaluran KUR kepada debitur kredit sistem resi gudang yang akan dilakukan secara bersamaan,” jelasnya.
Ia menegaskan seluruh bank penyalur KUR dan instansi terkait untuk terbuka dan mengomunikasikan program KUR agar masyarakat luas dapat menikmati sekaligus dapat memperoleh kesempatan mendapatkan pinjaman berbiaya murah dari pemerintah.
“Rp100 triliun itu angka yang besar, sehingga data KUR harus dibuka, agar lebih banyak orang yang tahu. Ini agar kita lebih baik,” katanya.
Sementara Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan komitmen instansinya untuk mendorong penyaluran KUR kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Untuk itu, Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan dan mengidentifikasi industri kecil yang layak memperoleh KUR dengan pendampingan melalui tim penyuluh lapangan yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menambah tujuh bank baru sebagai penyalur kredit usaha rakyat (KUR) tahun ini dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp103,24 triliun.
OJK masih mencari sembilan bank lagi yang berminat menyalurkan KUR, sehingga total bank penyalur KUR berjumlah 19 bank termasuk tiga bank yang tahun lalu sudah lebih dulu melakukan tugas tersebut yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan tujuh bank baru telah menjalani kualifikasi dan tahapan seleksi yang ditentukan oleh instansinya.
Ia menjelaskan, alasan dipilihnya tujuh bank tersebut karena telah memenuhi persyaratan yang diminta OJK. Antara lain angka kredit macet (Non Performing Loan/NPL) yang masih di bawah 5 persen serta berpengalaman dalam penyaluran kredit sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Tidak mungkin kami izinkan memberikan KUR kalau tidak memiliki kapasitas penanganan dan track record. Karena sudah ditetapkan, maka bank-bank ini akan diawasi lebih ketat oleh OJK,” kata Muliaman di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (11/2).
Ia menuturkan, sebanyak 70 persen alokasi anggaran KUR tahun ini diberikan kepada tiga bank BUMN yang tahun lalu telah melakukan penyaluran KUR, yaitu BRI yang mendapat alokasi Rp67,5 triliun, BNI dengan alokasi Rp11,5 triliun, Bank Mandiri dengan alokasi Rp13 triliun.
Sementara Rp11,24 triliun sisanya akan disalurkan oleh 16 bank penyalur baru. Terdiri dari tujuh Bank Pembangunan Daerah (BPD) seperti BPD Kalimantan Barat, BPD Nusa Tenggara Timur, BPD Yogyakarta, BPD Sulawesi Selatan, BPD Sulawesi Barat, BPD Jawa Tengah dan BPD Sumatera Utara.
“Selebihnya bank nasional swasta dan BPD, yang lain boleh ikut sepanjang memenuhi persyaratan. Sistemnya terbuka. kalau penuhi syarat bisa gabung kapan saja,” kata Muliaman.