Perbanas: Tawar Menawar Bunga Deposito Ibarat Lingkaran Setan

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2016 12:47 WIB
Permintaan suku bunga deposito yang tinggi kepada bank BUMN, diakui Ketua Perbanas Sigit Pramono justru berasal dari BUMN atau Kementerian/Lembaga pemerintah.
Permintaan suku bunga deposito yang tinggi kepada bank BUMN, diakui Ketua Perbanas Sigit Pramono justru berasal dari BUMN atau Kementerian/Lembaga pemerintah. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengakui praktik tawar menawar suku bunga deposito agar nasabah bersedia menempatkan dananya di bank yang berani memberi bunga lebih tinggi terjadi di Indonesia. Sigit menyebut praktik tersebut biasa dilakukan antara bank dengan deposan yang memiliki dana besar hingga triliunan rupiah.

Mantan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) itu menyebut permintaan bunga deposito yang lebih besar sebagai kompensasi kesediaan nasabah menempatkan dana di suatu bank biasanya datang dari Kementerian/Lembaga pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kedua kelompok nasabah tersebut merupakan pengelola dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mendapat pagu dalam jumlah besar.

"Ironisnya biasanya dari pemerintah yang mengelola dana APBN, itu mereka minta ke bank-bank suku bunga deposito-nya cukup tinggi. Kalau rendah, mereka akan mencari bank lainnya," ujar Sigit di Jakarta, Kamis (18/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebutkan, ironisnya permintaan tersebut justru dirasakan oleh bank-bank yang juga dimiliki oleh negara atau bank BUMN. Sehingga manajemen bank terpaksa memberikan suku bunga deposito tinggi dengan tujuan mendapatkan likuiditas dari Dana Pihak Ketiga (DPK) mengingat potensi dana yang akan masuk sangat besar.

Namun akibatnya, perbankan harus menanggung biaya perolehan dana (cost of fund) yang mahal.

"Tapi itu bukan salah bank BUMN-nya juga, karena itu situasinya adalah persaingan mencari Dana Pihak Ketiga (DPK). Kalau jadi pengelola bank BUMN pasti akan takut kehilangan dana triliunan rupiah dari deposan besar, padahal belum tentu kita bisa dapat DPK sebesar itu dari nasabah-nasabah kecil," katanya.

Lingkaran Setan

Sigit menambahkan tingginya bunga deposito juga menjadi beban utama perbankan dalam menurunkan suku bunga umum lainnya. Berbagai cara dilakukan perbankan untuk mendapatkan penempatan dana deposito yang nilainya hingga triliunan rupiah.

Ia mengibaratkan praktik tersebut sebagai lingkaran setan. Menurutnya sebagai sesama lembaga yang melayani masyarakat, aksi saling ambil untung harus segera diakhiri.

"Artinya lembaga yang mengelola APBN tidak boleh menjadi pemburu rente. Mendapat pendapatan dari bunga bank. Untuk apa mereka bekerja kepada masyarakat. Jangan cari bunga yang tinggi kalau begitu," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER