Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah dalam perdagangan hari ini terimbas adanya tekanan dari saham perbankan setelah adanya pernyataan rencana pembatasan margin bunga bersih (net interest margin) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat IHSG dibuka melemah 0,71 persen pada perdagangan hari ini. Sementara indeks sektor finansial mengalami pelemahan terbesar hingga sempat amblas 3,15 persen.
Saham perbankan dengan kapitalisasi jumbo tercatat dibuka meluncur turun. Dalam pembukaan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat turun 0,75 persen, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terjun 5,4 persen, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) amblas 2,82 persen dan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) meluncur 5,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Riset Universal Broker Indonesia mengatakan pelaku pasar menanggapi negatif terkait pernyataan OJK yang berencana membatasi besaran NIM perbankan di level 3-4 persen. Menurutnya, hal itu bakal membuat perbankan Indonesia mengubah strategi bisnis.
“Pernyataan OJK tersebut memang terlihat kurang memberikan sentimen positif bagi pasar. Namun mungkin ada sisi lain dari pernyataan tersebut,” ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (19/2).
Satrio menyatakan para bankir di Indonesia cenderung pemalas karena mudah mendapatkan dana dan menyalurkan kredit. Ia menilai kebijakan OJK tersebut bakal mengubah pola kerja perbankan di Indonesia jika jadi diaplikasikan.
“OJK ingin bank itu bekerja lebih keras. OJK ingin bank bisa kredit lebih banyak tapi suku bunganya diturunkan. Maka bankir nantinya memang harus bekerja keras,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, sebelumnya Bank Indonesia telah memangkas bunga Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi 6,5 persen dari sebelumnya 7,5 persen. Hal itu dinilainya memberi kesempatan bagi perbankan untuk mengambil potensi lebih.
“Bank Indonesia menurunkan GWM agar bank bisa lebih mengambil risiko. Sebenarnya yang diharapkan pemerintah bank menyalurkan kredit banyak dengan margin sedikit,” katanya.
Di sisi lain, Satrio menilai jika rencana pembatasan NIM tersebut pada akhirnya diputuskan, maka perbankan bisa mulai mengembangkan divisi bisnis lain. Ia mencontohkan, salah satu yang paling mungkin adalah pendapatan komisi (fee based income).
“Ya kalau jadi dibatasi, maka bank bisa meningkatkan fee based income. Selain itu juga banyak bisnis lain yang bisa ditingkatkan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan tengah menggodok rumusan perbankan untuk tetap mampu mencapai efisiensi dan target margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) tertentu. Pasalnya ia menyatakan terdapat keperluan perbankan dan ekonomi nasional untuk memiliki daya saing di tingkat regional.
“Jadi kami ingin margin perbankan nasional bisa comparable dengan negara Asean lain. Arahnya akan melihat apa yang ada di Thailand. Kalau Thailand margin 3-4 persen, kita dalam 1-2 tahun akan menuju margin ke arah sana,” jelasnya
(gir)