Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. mendukung rencana pembentukan perusahaan induk (
holding) perbankan pelat merah oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena dinilai membantu manajemen permodalan (
capital management).
“
Holding itu bagus untuk
capital management, di mana-mana memang kalau buat perbankan di atasnya memang investment,” tutur Direktur Utama Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di komplek Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin, (22/2).
Sebelumnya, Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN menuturkan pembentukan
holding bank pelat merah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat ekuitas bank BUMN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti bank-bank tetap berdiri sendiri tetapi nanti di atasnya ada holding. Jadi seperti
investment holding," tutur Gatot di kantornya pekan lalu.
Adapun dua perusahaan di bidang investasi yang menjadi kandidat utama induk bank BUMN adalah PT Danareksa dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Bahana PUI). Hal itu mengingat pemerintah merupakan pemilik mayoritas kedua perusahaan tersebut.
“Jadi perusahaan (induk) itu tetap sebagai investment company tetapi Kementerian BUMN punya saham Seri A yang tetap, untuk bisa sampai di bawah (bank BUMN),”ujarnya.
Namun demikian, Budi menilai akan lebih baik apabila induk bank BUMN nantinya merupakan perusahaan terbuka sehingga mempermudah penambahan modal. Saat ini, baik Danareksa dan Bahana masih belum melantai di bursa.
“Idealnya Tbk. (perusahaan terbuka) supaya kalau nambah modal bisa lebih mudah,” ujarnya.
Budi mencontohkan, apabila suatu bank BUMN membutuhkan modal Rp10 triliun, pemerintah yang memiliki porsi pemilikan 60 persen harus menyuntikkan modal sebesar Rp6triliun agar tidak mengganggu porsi kepemilikan.
Ketika ada
holding, perusahaan induk lebih mudah menyuntikan modal. Misalnya, perusahaan induk memiliki 60 persen saham maka perusahaan induk harus menyuntik Rp6 triliun. Jika pemerintah memiliki 50 persen saham perusahaan induk, besaran dana yang disuntikkan pemerintah menjadi hanya sebesar Rp3 triliun.
“Jadi kalau pemerintah langsung memiliki bank, pemerintah butuh Rp6 triliun untuk menjaga kepemilikan 60 persen. Kalau pemerintah lewat Bahana atau Danareksa dia bisa nanti dengan Rp3 triliun bisa jaga kepemilikan 50 persen,” ujarnya.
Sementara, Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) Rico Rizal Budidarmo menilai adanya holding bank pelat merah bisa meningkatkan sinergi dan efisiensi perbankan pelat merah. Pada akhirnya, setiap bank bisa lebih fokus mengembangkan potensi bisnisnya.
“Kan bagus nanti kalau ada
holding, kami (bank BUMN) dagang-dagang, yang memikirkan sambungan antar berbagai hal yang bisa disederhanakan, bisa diefisienkan holding,” kata Rico secara terpisah.
(gir)