First Media Siapkan Rp330 Miliar untuk Bangun Bioskop Baru

CNN Indonesia
Kamis, 03 Mar 2016 12:54 WIB
Wakil Presiden Direktur First Media Irwan Djaja mengatakan pembangunan bioskop diibaratkan manajemen sebagai proyek infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat.
Wakil Presiden Direktur First Media Irwan Djaja mengatakan pembangunan bioskop diibaratkan manajemen sebagai proyek infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. (Dok Cinemaxx).
Jakarta, CNN Indonesia -- Induk jaringan bioskop Cinemaxx milik Grup Lippo, PT First Media Tbk berencana menambah jumlah layar sinema hingga mencapai 250 unit pada tahun ini, melonjak lebih dari dua kali lipat dari posisi saat ini sebanyak 85 unit.

Wakil Presiden Direktur First Media Irwan Djaja mengatakan pembangunan bioskop diibaratkan manajemen sebagai proyek infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Hal itu pula yang membuat perseroan memutuskan untuk terjun ke bisnis tersebut mulai dua tahun lalu.

“Potensi sangat besar, saat ini kami memiliki 16 biokop di 11 kota dengan 85 screen atau layar,” ujarnya di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (3/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irwan berpendapat industri ini memiliki peluang besar, karena saat ini baru terdapat 1.110 layar bioskop di Indonesia. Adapun kebutuhan bioskop di daerah luar kota besar begitu besar, karena hampir tidak ada studio yang memadai yang bagus.

“Potensi ada 5 ribu screen. Kami sendiri berencana menambah menjadi 250 layar di 40 bioskop. Sekarang 85 layar. Untuk kotanya masih kami review,” ungkapnya.

Irwan menjelaskan, fokus area pembangunan bioskop dipilah berdasarkan kategori wilayahnya, yaitu Tier I dan Tier II. Penjelasannya, Tier I adalah area yang memiliki daya beli cukup bagus seperti kotamadya, sedangkan Tier II adalah kabupaten dan sekitarnya.

“Investasi itu bervariasi, sekitar Rp1 miliar-Rp2 miliar per layar. Ada Tier I dan Tier II. Ke kabupaten tidak sebagus di Tier I yang di kota,” jelasnya.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka untuk menambah 165 layar dari posisi saat ini di 85 layar, dibutuhkan dana mencapai Rp330 miliar.

Rugi 2015

Selama sembilan bulan di 2015, First Media melaporkan kinerja yang buruk. Perseroan mencetak kerugian bersih sebesar Rp476,41 miliar, berbalik dari periode yang sama tahun 2014 dimana perusahaan mencatatkan laba bersih Rp27 miliar.

Sejak awal, pendapatan telah anjlok 58,94 persen menjadi Rp739,44 miliar dari Rp1,8 triliun. Hal itu disebabkan jumlah pelanggan perseroan berkurang banyak (jasa langganan internet dan data).

Kerugian emiten berkode saham KBLV tersebut disebabkan oleh beban dari sewa menara BTS yang tinggi dan biaya perijinan yang tinggi. Hal itu mengakibatkan lonjakan beban pokok perseroan hingga 93,52 persen menjadi Rp925,04 miliar dari beban pokok Perseroan pada periode yang sama tahun 2014 yaitu Rp478,00 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER