Pemerintah Pangkas Subsidi Energi Dalam APBNP 2016

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Minggu, 20 Mar 2016 14:24 WIB
Pos energi yang akan mengalami pengurangan subsidi diantaranya anggaran untuk penjualan elpiji 3 kg dan listrik dengan kapasitas 900 VA.
Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro. (CNNIndonesia/Utami Diah Kusumawati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah telah menetapkan sejumlah pos anggaran yang akan mengalami penyesuaian dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan, satu pos anggaran yang akan mengalami perubahan dalam APBNP 2016 ialah subsidi untuk sektor energi nasional.

"Iya pasti ada perubahan. Seperti subsidi Elpiji (3 kilogram) itu pasti ada penurunan," ujar Bambang kepada CNN Indonesia akhir pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain penjualan elpiji 3 kg, Bambang bilang sedianya pemerintah juga tengah menimbang pengurangan subsidi untuk sejumlah pelanggan listrik bergolongan 900 volt ampere (va).

Pengurangan subsidi listrik sendiri didasarkan pada program penyaringan pelanggan listrik miskin yang saat ini dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

"Kalau PLN (listrik) ya tergantung kapan yang kelas 900 itu di-adjustment. Nanti kita lihat," imbuh Bambang.

Kurangi Subsidi Solar

Sebelumnya, menyusul pengumpulan Dana Ketahanan Energi (DKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga tengah mewacanakan pengurangan pemberian subsidi terhadap bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dalam pagu APBNP 2016.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Sujatmiko mengungkapkan, pengurangan subsidi terhadap solar dimaksudkan guna menjamin ketersediaan Dana Ketahanan Energi (DKE) yang sedianya akan dipakai untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia.

"Ada wacana untuk kurangi subsidi solar (yang saat ini) Rp1.000 (per liter). Kalau (bisa) kurangi subsidi, kita akan ada alokasi anggaran untuk program lain yang lebih tepat sasaran misalnya untuk DKE," ujar Sujatmiko di Jakarta, Senin (14/3). (dim/dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER