Ekspor Batu Bara RI Terganggu Pasca Aksi Abu Sayyaf

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2016 13:59 WIB
Menyikapi insiden pembajakkan 'Brahma 12' pengusaha batu bara Indonesia memprediksi angka ekspor batu bara Indonesia ke Filipina tahun ini akan menyusut.
Ilustrasi kelompok Abu Sayyaf di Filipina (AFP/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pengusaha batu bara nasional meminta presiden Joko Widodo segera meningkatkan keamanan di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga.

Hal ini diungkapkan menyusul insiden pembajakan kapal tandan (tugboat) 'Brahma 12' asal Indonesia yang diketahui tengah membawa 7 ribu ton batu bara ke Filipina.

"Dari kacamata keamanan harusnya pemerintah langsung berkoordinasi dengan pemerintah Filipina untuk meningkatkan kekuatan militer di wilayah perbatasan sebagai upaya preventif ke depan. Apa lagi Filipina merupakan salah satu pasar batu bara Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo), Eka Wahyu Kasih di Jakarta, Kamis (31/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eka mengungkapkan, menyusul insiden pembajakan 'Brahma 12' oleh kelompok separatis Abu Sayyaf Senin malam (28/3) pasokan batu bara Indonesia untuk Filipina mulai terganggu.

Sebab, dengan berlangsungnya insiden ini secara tak langsung bakal membuat takut para pengusaha batu bara domestik selagi mengirim batu bara ke Filipina.

Tak ayal, dengan terganggunya pasokan batu bara Indonesia akan berdampak pada terancamnya ketersediaan listrik, lantaran Filipina masih menggantungkan sumber energi pembangkit listriknya pada komoditas emas hitam itu.

"Kalau melihat catatan ESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), dalam setahun Indonesia mengekspor sedikitnya 6 juta ton batu bara ke Filipina. Selain akan mengganggu ekspor, pembajakan ini juga akan mengganggu aktivitas PLTU mereka," imbuh Eka.

Pria yang juga merupakan pengajar di salah satu universitas swasta ini mengakui, permintaan untuk meningkatkan keamanan di wilayah perairan Indonesia juga didorong demi menjaga kondisi bisnis batu bara nasional.

"Kalau sekarang saja harga sudah hancur, apakah Kami juga harus menghadapi masalah-masalah seperti ini? Kalau keamanan belum bisa ditingkatkan saya kira pengusaha akan berpikir dua kali kalau mau kirim batu bara ke Filipina, dan ini akan berimbas ke penerimaan negara juga," tandas Eka. (dim/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER