Okupansi Rendah, Perkantoran di Jakarta Pasang Tarif Miring

CNN Indonesia
Rabu, 06 Apr 2016 17:37 WIB
Menurut Colliers, sebanyak 12 gedung perkantoran di Jakarta telah menurunkan asking rent sebesar 20 hingga 30 persen dari tarif semula.
Menurut Colliers, sebanyak 12 gedung perkantoran di Jakarta telah menurunkan asking rent sebesar 20 hingga 30 persen dari tarif semula. (REUTERS/Pius Erlangga).
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konsultan properti, Colliers International Indonesia melaporkan banyak pengelola gedung perkantoran di Jakarta yang menurunkan harga sewa sepanjang kuartal I tahun ini. Bahkan menurut Colliers, sebanyak 12 gedung perkantoran di Jakarta telah menurunkan asking rent sebesar 20 hingga 30 persen dari tarif semula.

Associate Director Colliers Ferry Salanto mengatakan pola transaksi penyewaan gedung perkantoran dari yang tadinya bersifat tetap (fixed) kini menjadi tawar menawar menjadi alasan hal itu terjadi. Pasalnya, pemilik gedung perkantoran mulai panik karena tingkat okupansi mengalami penurunan.

Menurut data Colliers, tingkat okupansi sewa gedung perkantoran di lokasi bisnis (Central Business District/CBD) menurun dari 93,6 persen di kuartal I tahun lalu menjadi 88,6 persen pada kuartal I tahun ini. Sementara untuk yang berlokasi di non-CBD, tingkat okupansi menurun dari 90,9 persen di kuartal I tahun lalu menuju 88,4 persen di periode yang sama tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya pemilik gedung perkantoran mulai panik karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan suplai unit perkantoran. Suplainya semakin banyak, namun permintaannya tak berubah banyak karena masih terbawa pelemahan ekonomi sejak tahun lalu," jelas Ferry di Jakarta, Rabu (6/4).

Menurut data yang dimilikinya, suplai unit perkantoran sewa di CBD pada kuartal I tahun ini seluas 5,27 juta meter persegi, sedangkan suplai unit perkantoran di non-CBD akan menjadi seluas 2,74 juta meter persegi. Ferry meramal, nantinya tingkat okupansi akan semakin rendah seiring makin banyaknya suplai unit perkantoran beberapa tahun ke depan.

Ia mengatakan, nantinya suplai unit perkantoran sewa di Jakarta, baik di CBD maupun non-CBD akan bertambah sebesar 7,4 juta meter persegi hingga tahun 2019 mendatang.

"Makanya pemilik gedung perkantoran rela mengurangi asking rent-nya karena persaingan penyewaan gedung perkantoran akan semakin kompetitif kedepannya," tambahnya.

Namun, Ferry mengatakan praktik ini tidak dilakukan oleh semua pemilik gedung. Pengurangan asking rent, tambahnya, hanya dilakukan bagi unit-unit perkantoran yang memang sudah lama beroperasi dan tak dilakukan bagi unit-unit perkantoran yang mulai disewakan sejak tahun 2015.

"Meski banyak yang menurunkan harga sewanya, tapi asking rent secara kuartalan naik 3,9 persen karena gedung-gedung perkantoran yang baru beroperasi belum menerapkan sistem harga tersebut," tambah Ferry.

Sebagai informasi, harga sewa perkantoran rata-rata di Jakarta pada kuartal I tahun ini tercatat sebesar Rp 345.295 per meter persegi per bulan. Angka ini meningkat lebih sedikit dibandingkan kuartal sebelumnya, di mana harga sewa tercatat Rp 332.309 per meter persegi per bulan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER