Permata Bank Right Issue Serap Dana Rp5,5 Triliun

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Minggu, 22 Mei 2016 18:37 WIB
Dana yang diserap Permata Bank akan dibukukan sebagai tambahan modal inti dan akan memberikan dampak penguatan struktur permodalan.
Permata Bank merilis right issue dengan target dana Rp5,5 triliun. Dana ini rencananya akan dibukukan sebagai tambahan modal inti dan penguatan struktur permodalan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Permata Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas VII alias rights issue. Bank yang terafiliasi dengan PT Astra International Tbk ini akan menerbitkan 10.456.095.082 saham baru Kelas B dengan Harga Pelaksanaan Rp526 per lembar saham.

Setiap pemegang saham yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Permata Bank pada 31 Mei 2016 yang memiliki 283 lembar saham berhak atas 249 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan setiap HMETD memberikan hak untuk membeli satu saham baru.

Adapun, periode perdagangan akan dilaksanakan selama 5 hari kerja, mulai tanggal 2 Juni sampai dengan 8 Juni 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui right issue ini, Permata Bank akan memperoleh dana segar hingga Rp5,5 triliun yang akan dibukukan sebagai tambahan pada modal inti, dan akan memberikan dampak pada penguatan struktur permodalan serta mendukung bisnis Bank.

Kedua pemegang saham utama Permata Bank, yaitu PT Astra International Tbk dan Standard Chartered Bank memberikan dukungan yang kuat pada aksi korporasi ini di mana Astra dan SCB telah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan haknya dan akan bertindak sebagai pembeli siaga untuk membeli sisa saham yang tidak dibeli oleh pemegang saham publik (jika ada).

“Kami menyadari tahun 2016 masih akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Permata Bank. Oleh karenanya, kami telah melakukan sejumlah tindakan untuk meningkatkan kualitas aset”, ujar Roy Arfandy, Direktur Utama Permata Bank, Minggu (22/5).

Komitmen pemegang saham utama pada right issue Permata Bank, sambung dia, merupakan bukti dukungan yang kuat kepada perusahaan dalam memperkuat permodalan saat ini.

Pasalnya, ia menilai, pelemahan kondisi perekonomian secara keseluruhan masih akan berlanjut. Perusahaan masih terus mengalami tekanan terhadap portfolio kredit.

"Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross telah dan masih akan menunjukkan tren meningkat mengakibatkan beban pencadangan meningkat secara signifikan dan berdampak terhadap kinerja keuangan Bank di tahun 2016," pungkasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER