Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk menegaskan perseroan belum memiliki rencana untuk melepas saham melebihi batas minimum yang diminta Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya aksi penawaran umum terbatas (PUT) dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atas 269.723.076 lembar saham baru ke publik adalah untuk memenuhi ketentuan BEI tersebut.
Direktur Utama H.M. Sampoerna Paul Janelle menjelaskan perusahaan melakukan HMETD untuk memenuhi Surat Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014. BEI mewajibkan semua perusahaan publik yang terdaftar untuk melepas minimal 7,5 persen dari total modal disetor ke publik paling lambat 30 Januari 2016.
Dengan adanya hal ini, maka proporsi kepemilikan PT Philip Morris Indonesia (PMID) di Sampoerna akan berkurang dari 98,18 persen ke angka 92,5 persen. Sementara porsi saham publik di Sampoerna yang saat ini sebesar 1,82 persen akan naik menjadi 5,68 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) semua setuju untuk tidak akan menambah porsi kepemilikan saham publik. Jadi hanya 7,5 persen saja," ujarnya di Jakarta, Jumat (9/10).
Sayangnya, Janelle enggan menjelaskan lebih lanjut alasan di balik keputusan tersebut. "Yang kami inginkan hanya mematuhi peraturan saja, tak ada yang lain. Maka dari itu, kami lepas saham dan nanti kami harap bisa menyerap Rp 20,76 triliun," tambahnya.
Modal KerjaJanelle menambahkan, dana sebesar Rp 20,76 triliun itu akan digunakan Sampoerna sebagai modal kerja perusahaan. Kendati angka ini terbilang besar digunakan untuk modal kerja, namun Paul mengatakan bahwa dana ini bisa digunakan untuk pembayaran operasional jika siklus ekonomi sedang memburuk.
"Nantinya dana ini akan kami gunakan untuk membeli tembakau dan beban operasional lainnya. Kami perlu uang itu sebagai antisipasi, kan namanya bisnis pasti ada siklus naik turun. Agar performa bisnis kami tetap terjaga," tegasnya.
Sebagai informasi, Sampoerna pada tahun lalu memroduksi 109,7 miliar batang rokok dan berhasil meraup laba sampai Rp 10,2 triliun. Atas kinerjanya tersebut, Sampoerna diklaim menguasai pangsa pasar rokok sebesar 34 persen.
(gen)