Jakarta, CNN Indonesia -- Perlambatan penyaluran kredit perbankan yang baru mencapai Rp4.036,3 triliun sampai April 2016, atau hanya tumbuh 7,7 persen secara tahunan membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan rencananya merevisi turun target pertumbuhan kredit tahun ini.
Budi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK mengatakan, revisi target dilakukan karena melihat masih rendahnya realisasi pertumbuhan kredit. Padahal OJK sendiri meramalkan, tahun ini terjadi pertumbuhan penyaluran kredit di kisaran 12-14 persen.
"Revisi proyeksi nanti kami lakukan akhir Juni," kata Budi, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (1/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi terkini, Budi menyebut OJK akan memberikan kesempatan kepada bank-bank untuk melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB).
"Juli kita akan berikan kesempatan bank lakukan revisi," kata Budi.
Sebelumnya Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk mengaku tidak terlalu bernafsu memasang target pertumbuhan kredit tinggi akibat masih lemahnya penyaluran kredit perseroan pada kuartal I.
Bos bank pelat merah terbesar di Indonesia mencatat, dalam tiga bulan pertama tahun ini penyaluran kredit Mandiri hanya tumbuh 8,7 persen atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
"
Range OJK 12-14 persen memang masih masuk akal, tapi kalau untuk kami mungkin masih di
range bawah itu," kata Kartika, kemarin.
Pria yang akrab disapa Tiko ini optimistis penyaluran kredit Bank Mandiri baru akan mengalami kenaikkan signifkan pada kuartal III 2016 seiring dengan meningkatnya belanja pemerintah. Intinya, ia meyakini pertumbuhan kredit tetap akan terjaga pada tahun ini meski dengan kecepatan yang lambat.
"Kami duga di kuartal III akan lebih naik, karena ada dampak belanja pemerintah. Tahun lalu kan belanja pemerintah baru kencang di kuartal IV, tahun ini harusnya kuartal III lah," kata Tiko.
Efektivitas LTVTerkait rencana Bank Indonesia (BI) yang akan melakukan revisi kebijakan
Loan to Value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR), Budi Armanto menyebut OJK mengapresiasi rencana kebijakan tersebut.
Namun, lanjutnya, efektivitas kebijakan yang ditujukan untuk membantu peningkatan kredit tersebut masih tergantung kondisi pasar yang saat ini permintaannya masih lemah.
"Walau LTV dinaikkan tapi tergantung kondisi pasar,
demand di masyarakat dan suku bunga juga mempengaruhi," ujar Budi.
(gen)