Bulan Depan, Pertamina Pasok Kilang Dumai dengan Minyak Impor

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 11:01 WIB
Selama ini kilang Dumai mendapat pasokan dari PT Chevron Pacific Indonesia dengan suplai yang mulai menipis akibat volume bagian Pemerintah yang berkurang.
Selama ini kilang Dumai mendapat pasokan dari PT Chevron Pacific Indonesia dengan suplai yang mulai menipis akibat volume bagian Pemerintah yang berkurang. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) berencana mengimpor minyak mentah untuk memasok kebutuhan kilang Dumai pada Juli mendatang. Impor minyak dilakukan seiring rampungnya pembangunan infrastruktur tangki open access minyak mentah berkapasitas 600 ribu barel, sehingga kilang Dumai bisa mengolah pasokan minyak dari sumber lain.

Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi menjelaskan, pembangunan tangki open access ini penting dilakukan karena saat ini operasional kilang Dumai terbilang tidak maksimal. Dari kapasitas sebesar 120 ribu barel per hari (bph), kapasitas terpasang kilang Dumai hanya sebesar 85 persen.

"Maka dari itu kami membutuhkan pasokan lain agar kilang ini berjalan maksimal. Sejauh ini proyek open access tengah memasuki masa finalisasi, sehingga diharapkan minggu pertama atau kedua Juli mendatang sudah ada pasokan minyak lain," terang Rachmad, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan, selama ini kilang Dumai mendapat pasokan dari PT Chevron Pacific Indonesia dengan suplai yang mulai menipis akibat volume bagian Pemerintah sesuai kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) ikut menurun akibat harga minyak yang rendah, sedangkan angka cost recovery tidak berubah.

Rachmad menjelaskan, cost recovery dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) perlu dikonversi menjadi volume produksi minyak kepada Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) sesuai dengan PSC. Jika harga minyak menurun, maka produksi minyak yang diserahkan Pemerintah ke KKKS juga ikut membengkak menyesuaikan angka cost recovery.

"Jika crude Pemerintah turun drastis, maka pasokan ke kilang bisa terganggu. Sedangkan kalau kami membuat open access, maka pasokan bisa lebih fleksibel," ujarnya.

Cari Pemasok

Meski bulan depan sudah harus memasok kilang Dumai dengan minyak dari sumber yang baru, Rachmad mengaku sampai saat ini Pertamina belum membuat kontrak pembelian dengan pemasok baru. Ia memilih menyerahkan segala urusan kontrak jual beli minyak tersebut kepada Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina.

"Begitu juga dengan masalah kontrak jual beli dengan Chevron. Apakah akan diperpanjang atau tidak sesudah adanya open access ini, semuanya tergantung ISC," jelasnya.

Sebagai informasi, saat ini Pertamina memiliki enam kilang yang beroperasi dengan kapasitas terpasang 853 ribu bph. Angka itu tercatat mencapai 81,78 persen dari kapasitas total sebesar 1,043 juta bph.

Sedangkan kapasitas seluruh kilang Pertamina akan mencapai 2 juta barel per hari pada 2023 seiring adanya penambahan kapasitas kilang Cilacap, Dumai, Balongan, dan Balikpapan dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua tambahan kilang baru di Tuban, Jawa Timur dan Bontang, Kalimantan Timur. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER