Pertumbuhan Kredit dan Daya Beli Jadi Optimisme Semester I

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jul 2016 00:42 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 mencapai 5 persen sampai 5,1 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 mencapai 5 persen sampai 5,1 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di paruh pertama tahun 2016. Hal ini, menurut Darmin, karena adanya geliat dari pertumbuhan kredit, sektor ritel hingga penjualan kendaraan bermotor selama kuartal II 2016.

"Kami sudah melihat kuartal II ada pertumbuhan positif, terutama sisi ritel juga penjualan mobil. Dan polanya memang setiap tahun pertumbuhan kuartal II lebih baik," ungkap Darmin dalam Seminar Perkembangan Ekonomi Indonesia Terkini di kantornya, Senin (25/7)

Bahkan, Darmin menyatakan optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun atau kuartal IV 2016 dapat mencapai 5,2 persen, sesuai dengan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 diproyeksi naik ke kisaran 5 persen sampai 5,1 persen dari sebelumnya tumbuh pada angka 4,92 persen pada kuartal I 2016.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung juga membenarkan adanya topangan pertumbuhan ekonomi oleh penjualan mobil dan sektor ritel.

"Penjualan mobil Mei 2016 sebesar 10,8 persen. Ini naik dari April 2016 3,8 persen dan Maret 2016 -5,5 persen. Secara akumulasi, BI memperkirakan pertumbuhan penjualan mobil sebesar 6,5 persen pada kuartal II," ungkap Juda Agung dalam kesempatan yang sama.

Kemudian, untuk sektor ritel, sektor ini diperkirakan menembus 12,7 persen pada kuartal II 2016, padahal sektor ini pernah berada di angka -16.3 persen dalam realisasi kuartal IV 2008.

Adapun pertumbuhan sektor ritel, dipercayai Juda karena seiring pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang berada di angka 5 persen pada kuartal II 2016.

Dari sisi pertumbuhan kredit, Juda mencatat, pertumbuhan kredit Juni 2016 berada di angka 8,89 persen. Angka ini terus merangkak naik bila dibandingkan pertumbuhan kredit Mei 2016 setinggi 8,3 persen dan April 2016 sebesar 8 persen.

"Jadi secara keseluruhan pertumbuhan kredit ini ditopang oleh kredit rupiah sebesar 12,5 persen tahun per tahun (year on year/yoy)," ungkap Juda.

Senada dengan Darmin, Pengamat Ekonomi Raden Pardede menilai pertumbuhan ekonomi saat ini masih cukup baik bila dibandingkan dengan negara tetangga dan pertumbuhan ekonomi global yang tak kalah lesu.

"Malaysia, Singapura, dan Thailand itu sejalan dengan kita. Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok juga tengah bermasalah. Jadi, pertumbuhan sekarang ini saya pikir tidak buruk," kata Raden.

Meski demikian, Raden mengharapkan pemerintah bersama para pengusaha dapat menggenjot sektor lain untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.

"Kita harus dorong sektor non sumber daya alam, manufaktur, pariwisata, industri kreatif, dan sektor digital. Selain itu, usaha deregulasi pemerintah perlu dilakukan cepat dan seefektif mungkin," tutur Raden. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER