Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mandiri Tunas Finance (MTF) akan menerbitkan obligasi sebesar Rp500 miliar pada September 2016. Penerbitan surat utang tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap pertama dari total rencana penerbitan obligasi Rp3 triliun yang didaftarkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kami ada rencana menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp3 triliun. Dan untuk di kuartal IV 2016 sebesar Rp500 miliar lebih dahulu," ujar Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo melalui pesan singkat, Rabu (3/8).
Pada kesempatan terpisah, Direktur Keuangan MTF Ade Cahyo Nugroho menjelaskan rencana penerbitan obligasi berkelanjutan tersebut dalam rangka memupuk cadangan pendanaan. Aksi korporasi ini akan diutamakan mengingat kondisi pasar obligasi sedang menarik di mata investor pasar uang.
"Market lagi bagus, bunga obligasi turun. Jadi, kita tidak mau ketinggalan momentum," ujar Ade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertimbangan lainnya, kata Ade, saat ini surat berharga perusahaan pembiayaan anak usaha Bank Mandiri itu belum banyak beredar di pasar. Karenanya, obligasi baru yang akan diterbitkan MTF pada September mendatang diyakini akan menarik minat investor.
"Bahkan demand-nya cukup tinggi, sampai Rp2,5 triliun," kata Ade Cahyo.
Menurut Ade, MTF telah mengurus pendaftaran obligasi ke OJK dengan target penerbitan total mencapai Rp3 triliun. Namun, MTF baru akan mengeluarkan obligasi sebesar Rp500 miliar dan sisanya akan diterbitkan bertahap ketika dibutuhkan.
"Kita daftarkan dulu. Nanti rilis PUB-nya saat pasar sedang bagus. Tapi September sepertinya, karena kita bisa pakai hasil audit Maret lalu. Kalau lebih dari September, kita perlu audit lagi. Itu bisa tambah biaya lagi," tuturnya.
Terkait peminat, Ade Cahyo mengungkapkan, ada beberapa pihak yang tertarik dengan rencana obligasi MTF, salah satunya UOB Singapura.
Sebelumnya, MTF telah melakukan penerbitan obligasi sebesar Rp1,4 triliun untuk mendanai penyaluran kredit pada semester II tahun ini.
Pinjaman BankSecara keseluruhan, kata Ade, MTF sebenarnya membutuhkan dana segar sebesar Rp18 triliun hingga akhir tahun ini. Selain dari penerbitan obligasi, jelasnya, MTF akan mengandalkan suntikan kredit sindikasi dari induk usaha, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk serta pinjaman bank.
Dia memaparkan, Bank Mandiri telah menjanjikan sokongan dana sekitar Rp14 triliun dan sisanya sekitar Rp1 triliun pinjaman dari bank lain.
"Komposisi pendanaan sekitar 70 persen dari JF (joint financing) Mandiri, 15 persen dari penerbitan obligasi, dan 15 persen lagi dari pinjaman bank," ungkap Ade Cahyo.
Ade optimistis, perbankan mau memberikan tambahan dana sekitar Rp1 triliun mengingat rating kredit MTF naik, dari IdAA (doubel A) menjadi IdAA+ (doubel A plus). Hal itu terbukti dari banyaknya bank lokal maupun asing yang menawarkan pinjaman.
"Kita lihat potensinya bagus. Jadi bisa dipertimbangkan, termasuk untuk bank asing, mereka sudah bilang minat ke kita. Karena tidak bisa dipungkiri, bunga bank asing memang lebih tinggi tapi mereka bisa kasih struktur finansial yang kompleks dan bervariasi," ujar Ade Cahyo.
Namun, Ade Cahyo memastikan, MTF masih mengkaji dengan matang mengenai tawaran ini. Sebab bunga rendah yang ditawarkan bank dalam negeri cenderung tidak beresiko.