Realisasi Program 1 Juta Rumah Baru Capai 230.802 Unit

CNN Indonesia
Kamis, 11 Agu 2016 17:17 WIB
Masalah yang dihadapi dari rendahnya realisasi Program 1 juta rumah, antara lain dari sisi suplai, dan penyediaan lahan hingga lokasi yang kurang strategis.
Ilustrasi pembangunan rumah. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) mencatat realisasi pembangunan Program 1 juta rumah baru mencapai 230.802 unit rumah per 4 Agustus 2016. Program ini diperuntukkan khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non-MBR.

Direktur Pendayagunaan Sumber Pembiayaan Rumah Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Baby Setiawati Dipokusumo merinci, sebanyak 179.718 unit rumah MBR dari target 700.000 unit rumah. Sedangkan, rumah non-MBR sebanyak 51.084 dari target 300.000 unit rumah.

Angka tersebut didapatkan dari data pengajuan Kredit Pemilikan Rumah bersubsidi maupun nonsubsidi dari perbankan terhadap data pengembang perumahan, baik yang diperoleh dari pusat maupun dari daerah serta data pembangunan melalui APBN dan rencana melalui APBD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir ANTARA, Baby mengatakan, masalah yang dihadapi dari rendahnya realisasi Program Satu Juta Rumah, antara lain dari sisi pasokan/suplai, dan penyediaan lahan hingga kendala lokasi perumahan yang kurang strategis. Di samping, harga tanah yang mahal.

Selain itu, banyaknya regulasi perizinan yang harus dipenuhi pengembang berbarengan dengan peraturan daerah yang belum sejalan dengan pemerintah pusat dan kerap menjadi masalah dalam pembangunan rumah.

Kendati sudah dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penyederhanaan Perizinan Pembangunan Perumahan, implementasinya terutama di daerah belum berjalan baik.

"Dibutuhkan kepedulian dari semua pemangku kepentingan dalam menyukseskan Program Sejuta Rumah," ujarnya, Kamis (11/8).

Kementerian PUPR, sambung Baby, terus berupaya mencari sumber pendanaan pembiayaan Program Satu Juta Rumah di luar APBN. Menurut dia, dibutuhkan dana jangka panjang yang cukup besar dari pasar modal dalam mendukung penerbitan KPR yang terjangkau.

"Untuk itu perlu penguatan perusahaan pembiayaan sekunder perumahan (secondary mortgage corporation) dalam mengakses dana jangka panjang dari pasar modal dan sekaligus pengembangan pasar pembiayaan sekunder perumahan (secondary mortgage market)," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER