Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan tujuan pemerintah membentuk holding perusahaan pelat merah merupakan murni untuk menghindari investasi ganda. Sebab, investasi ganda dinilainya hanya membuat perusahaan-perusahaan pelat merah menjadi tidak efisien dan saling bersaing.
Rini mencontohkan dua perusahaan BUMN yang sama-sama bergerak di bisnis pemanfaatan gas bumi, yakni PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina Gas, yang merupakan anak usaha PT Pertamina. Dia mengatakan pada dasarnya aktivitas dua perusahaan tersebut bunya bisnis inti yang sama, yakni membangun pipa gas dan menyalurkannya ke masyarakat.
"Mereka membangun pipa untuk salurkan kemana-mana, karena mereka berjalan sendiri-sendiri, kerap kali mereka itu investasi di tempat yang sama, jadinya double investasi," ujar Rini, Kamis (18/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, lanjutnya, kekuatan dua perusahaan gas itu harus segera digabung sehingga menghasilkan produksi yang lebih besar. Menurut Rini, rencana melebur PGN ke Pertagas didorong guna memperkokoh bisnis hilir gas BUMN sebagai perusahaan utilitas yang memasok gas untuk rumah tangga, industri, dan bisnis.
"Jadinya makanya dengan
holding company itu otomatis PGN menjadi bagian dari Pertamina," jelas Rini.
Meski menjadi bagian Pertamina, Rini menjamin kepemilikan saham publik di PGN tidak akan tergerus. PGN pun dipastikan tetap menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di pasar modal.
"Tentu tetap (jadi perusahaan publik) Karena yang masuk ke Pertamina hanya saham negara, saham yang ditawarkan ke publik tetap milik publik," kata Rini.
Mantan Ketua Tim Transisi itu memastikan payung hukum aturan holding perusahaan BUMN akan keluar dalam waktu dekat. Dengan demikian roadmap pembentukan lima holding perusahaan BUMN bisa tuntas sebelum akhir tahun.
(ags)