Pertebal Porsi Saham, Pertamina Tambah 1 Miliar Euro di M&P

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 26 Agu 2016 10:47 WIB
Pertamina berharap bisa menjadi pemegang saham mayoritas di M&P. Saat ini, perseroan telah mengempit 24,53 persen saham M&P.
Ilustrasi Pertamina. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan migas pelat merah, PT Pertamina (Persero), akan menambah kepemilikannya di perusahaan migas asal Perancis, Maurel and Prom (M&P). Perseroan mengklaim telah menyiapkan dana investasi sebesar 1 miliar euro untuk melancarkan aksi korporasi tersebut.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, aksi menambah tebal porsi kepemilikan Pertamina ini seharusnya berjalan mulus, mengingat kini perseroan telah mengempit 24,53 persen saham di M&P.

Akuisisi saham M&P dijajaki sejak Mei 2016 lalu dan kewajiban pembiayaannya (financial closing) dilakukan Kamis kemarin (25/8). Adapun, valuasi nilai transaksi sebesar 4,2 euro per saham. Pertamina tercatat menggelontorkan 200 juta euro demi akuisisi ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan kepemilikan sebesar 24 persen pun, sebenarnya kami sudah punya kontrol yang efektif dalam meningkatkan saham. Dana yang disiapkan sekarang 1 miliar Euro, tapi kami siap berapapun dananya," ujarnya, Kamis (25/8).

Arief berharap, Pertamina bisa menjadi pemegang saham mayoritas di M&P. Kendati demikian, ia tak menyebut lebih rinci terkait target persentase kepemilikan yang ingin dicapai perseroan.

Lebih lanjut Arief menuturkan, peningkatan kepemilikan ini dilakukan dalam rangka mencari sumber pendanaan belanja modal (capital expenditure/capex) lain selain utang.

Pasalnya, M&P merupakan perusahaan yang melantai di bursa saham. Sehingga, Pertamina bisa memanfaatkan M&P sebagai salah satu instrumen untuk menambah permodalan.

"Karena mereka ini perusahaan listed (terdaftar di bursa efek), kami jadi punya banyak instrumen permodalan, bukan sekadar cari utang saja. Apalagi, ini bisa menjadi jalan masuk kami untuk ekspansi ke Gabon, Tanzania, dan negara-negara Afrika yang masih banyak potensi," terang dia.

Makanya, akuisisi ini dilakukan oleh PT Pertamina International EP (PIEP), salah satu anak usaha Pertamina yang mengelola aset mereka di luar negeri. Kalau permodalan PIEP semakin kuat, anak usaha tak perlu lagi menggantungkan permodalan dari Pertamina.

"Kami akan menguatkan neracanya PIEP dan membiarkan mereka independen secara finansial. Bukan dengan membuat PIEP listing di bursa saham luar negeri, tapi permodalannya bisa lewat M&P. Kami ingin entitas ini bisa raise capital (meningkatkan permodalan) dengan baik," tutur Arief.

Melengkapi ucapan Arief, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan, restrukturisasi permodalan PIEP dibutuhkan karena perusahaan akan melakukan berbagai ekspansi di luar negeri. Tujuan ekspansi tersebut tentu untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah di dalam negeri.

Menurut dia, saat ini, produksi minyak nasional hanya berkisar 720.000-750.000 barel per hari. Sementara, kebutuhan dalam negeri tercatat 1,6 juta barel per hari. Dengan kata lain, ada ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokannya.

"Kami mengambil contoh Petronas yang punya kemampuan investasi besar ke luar negeri. Restrukturisasi permodalan ini sedang di set up, agar kami bisa bergerak lebih lincah di luar negeri mengingat kebutuhan minyak mentah dalam negeri terbilang sangat besar," imbuh Dwi.

Sebagai informasi, M&P memiliki cadangan migas sebesar 205 juta barel yang tersebar di Afrika, Asia, dan Amerika Utara. Sementara, produksi lapangan-lapangan migas kelolaan Pertamina di luar negeri tercatat 119 ribu setara barel minyak per hari (BOEPD) sepanjang Januari-Juli 2016. Produksi ini naik 8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 110 ribu BOEPD. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER