ANALISIS

Mengapa Bunga Deposito dan Kredit Sulit Turun?

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 29 Agu 2016 07:59 WIB
Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan satu alasan mengapa suku bunga deposito dan kredit bank sulit turun sesuai keinginan pemerintah.
Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan satu alasan mengapa suku bunga deposito dan kredit bank sulit turun sesuai keinginan pemerintah. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri dalam risetnya mengungkapkan kegemaran Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) dan para petinggi pemerintahan, termasuk Presiden dan Gubernur Bank Indonesia dan Ketua OJK yang menghendaki suku bunga harus turun.

Kemarin, Wapres mengatakan hal serupa: Bunga Deposito Harus Turun Agar Pasar Modal RI Lebih Menarik. Menurut Wapres, pasar modal baru menarik jika bunga deposito sekitar 5 persen.

Kenyataannya, pasar modal kita sudah lumayan bergairah. Indeks harga saham gabungan naik tajam sejak awal Juli 2016. Hingga akhir pekan ini, indeks saham naik 18,42 persen (year-to-date). Jika dibandingkan dengan setahun yang lalu, indeks sudah melaju 28,34 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasar saham Indonesia sangat bergairah jika dibandingkan dengan emerging markets. Per 24 Agustus 2016, kinerja pasar saham Indonesia tahun ini dalam US$ term terbaik kedua di Asia dan keempat di dunia.

Arus modal portofolio sebagaimana dilaporkan oleh Bank Indonesia pun cukup besar selama semester I 2016, yaitu US$13 miliar, dua kali lipat lebih dari penanaman modal asing langsung. Tahun ini diperkirakan modal portofolio bakal melampaui tahun lalu.

Mengapa suku bunga deposito dan suku bunga kredit sulit turun secara signifikan?

Pertama, pemerintah semakin gencar berutang akibat tekanan fiskal (APBN). Agar surat utang pemerintah laku, imbal hasilnya harus menarik.

Maret lalu pemerintah mengeluarkan Sukuk Ritel dengan imbal hasil sangat menarik, 8,3 persen, di atas rata-rata bunga deposito. Dewasa ini pemerintah sedang menawarkan Sukuk Tabungan perdana (ST001) yang imbal hasilnya bersaing dengan deposito.

"Jadi, salah satu penyebab bunga deposito susah turun adalah pemerintah sendiri yang gencar berutang, menjadi pesaing utama perbankan," ujar Faisal, dikutip Senin (29/8).

Pemerintah sebaiknya melihat laju pertumbuhan deposito yang nyaris stagnan, hanya naik 1,97 persen pada Juni 2016 dibandingkan Juni 2015. Sudah hampir setahun pertumbuhan deposito melorot tajam, terjun bebas dari tingkat tertingginya sebesar 26,1 persen pada Februari 2015. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER