Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution masih melihat kemungkinan perekonomian Indonesia tahun ini tumbuh hingga 5,2 persen. Namun, upaya untuk mencapainya kini lebih berat mengingat konsumsi pemerintah akan dipangkas sebesar Rp137,6 triliun.
“Saya masih tetap menganggap bisalah di 5,2 persen walaupun memang menjadi lebih sulit dibandingkan sebelumnya,” kata Darmin saat ditemui di kantornya, Jumat (2/9).
Darmin masih berharap dampak pemangkasan anggaran akan terkompensasi oleh peningkatan realisasi investasi tahun ini, terutama dari megaproyek listrik 35 ribu Megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pertumbuhan itu ada konsumsi rumah tangga, ada pengeluaran pemerintah, ada investasi, ada ekspor ada impor. Kalaupun pengeluaran pemerintah turun, sepanjang realisasi investasi lebih baik ya tidak pasti ada pengaruhnya kepada pertumbuhan,” jelasnya.
Kata Darmin, sebagian proyek listrik 35 ribu MW telah memasuki tahap pembayaran (
financial closing) sejak tahun lalu.
“Saya masih berharap dari investasi listrik akan ada realisasinya. Sebagian itu dia kan sudah
financial closing tahun lalu. Kemudian ada lagi yang
financial closing sebagian tahun ini,” katanya.
Semalam, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan ramalan ekonomi tahun ini hanya akan tumbuh di kisaran 5-5,1 persen atau 0,1 persen di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016, sebesar 5,2 persen.
Jika dirinci dari sisi pengeluaran, konsumsi masyarakat diperkirakan masih relatif kuat dengan pertumbuhan di kisaran 5,1 persen. Berikutnya, konsumsi pemerintah diperkirakan hanya bisa tumbuh 3 persen.
Lalu investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) diperkirakan tumbuh 5,5-5,6 persen. Sementara, ekspor masih akan kontraksi di kisaran -1,9 sampai -1,4 persen dan impor juga terkontraksi sebesar -2,7 sampai -2,5 persen.
(gen)