Asabri Jadi Pembeli Siaga Rights Issue Bank Yudha Bhakti

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2016 15:35 WIB
PT Bank Yudha Bhakti Tbk menargetkan kenaikan modal inti hingga menjadi minimal Rp1 triliun demi mencapai posisi bank dengan kegiatan usaha kelas II (BUKU II).
PT Bank Yudha Bhakti Tbk menargetkan kenaikan modal inti hingga menjadi minimal Rp1 triliun demi mencapai posisi bank dengan kegiatan usaha kelas II (BUKU II). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Yudha Bhakti Tbk menargetkan kenaikan modal inti hingga menjadi minimal Rp1 triliun demi mencapai posisi bank dengan kegiatan usaha kelas II (BUKU II). Perusahaan berencana menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue.

Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Arifin Indra mengatakan perseroan telah menyampaikan rencana rights issue dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) perusahaan tahun ini.

"Untuk menjadi bank BUKU II kami sudah masukkan di RBB. Tahun 2017 memang posisinya saat ini tinggal sedikit lagi yaitu corporate action seperti rights issue," ujar Arifin, Selasa (6/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per 31 Juni 2016, tercatat modal inti yang dimiliki bank spesialis pensiunan TNI tersebut baru mencapai Rp519 miliar. Arifin menargetkan akhir tahun modal inti Bank Yudha Bhakti bisa mencapai lebih dari Rp600 miliar. Jika ingin menaikan modal intinya menjadi Rp1 triliun maka perusahaan harus melakukan rights issue.

Namun, Arifin mengatakan rencana tersebut masih menanti realisasi wacana salah satu pemegang saham yakni PT Asabri untuk menambah porsi kepemilikan sahamnya.

Perusahaan asuransi khusus anggota TNI dan Polri miliki negara itu diketahui telah mendapatan izin dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menambah porsi sahamnya yang saat ini masih mencapai 19,90 persen. Jika benar terjadi, Arifin menyebut modal inti Bank Yudha Bhakti bisa meningkat dan mampu naik kelas ke BUKU II.

"Untuk jadi bank BUKU II dan modal menjadi Rp1 triliun hanya satu alternatifnya yaitu hanya dari pemegang saham, tidak ada cara lain. Kalau menunggu perolehan pertumbuhan laba usaha rasanya akan lama sekali," ujar Arifin.

Arifin menargetkan apabila berhasil naik BUKU, perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja yang lebih agresif dibandingkan tahun ini.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja menyebut saat ini Asabri masih melego tawaran harga yang disodorkan oleh PT Gozco Capital selaku pemegang saham mayoritas.

"Yang ditawarkan kepada kami (Asabri) masih di atas harga pasar, jadi kami masih hitung-hitung dulu," ujar Sonny.

Dari sisi permodalan, pada awalnya saham Bank Yudha Bhakti hanya dimiliki oleh Induk/Pusat Koperasi TNI dan POLRI, namun dalam perjalanannya kepemilikan saham Bank Yudha Bhakti juga dimiliki oleh pihak swasta lainnya.

Saat ini, selain PT Asabri, kepemilikan saham Bank Yudha Bhakti secara mayoritas sebesar 41,89 persen digenggam oleh PT Gozco Capital sementara sisanya dipegang oleh Induk Koperasi Purnawirawan ABRI, Induk Koperasi Kepolisian RI, Induk Koperasi TNI Angkatan Darat, Induk Koperasi TNI Angkatan Laut sebesar, Induk Koperasi TNI Angkatan Udara, Pusat Koperasi Kementrian Pertahanan RI, Induk Koperasi Veteran RI, Pusat Koperasi Markas Besar TNI, serta Koperasi Karyawan PT Bank Yudha Bhakti. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER