Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya Tbk menyatakan harga pelaksanaan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau
rights issue di angka Rp1.525- Rp2.505 per lembar.
Direktur Utama Wijaya Karya, Bintang Perbowo mengatakan aksi korporasi
rights issue ini merupakan tindak lanjut dari persetujuan untuk mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4 triliun yang akan digunakan untuk menggarap berbagai proyek dan infrastruktur.
Rights issue, lanjutnya, menjadi sangat penting untuk direalisasikan agar saham pemerintah dan publik tidak terdilusi, dimana saat ini, kepemilikan saham pemerintah dan publik dalam perseroan adalah masing-masing 65,05 persen dan 34,95 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami berharap
rights issue perseroan dapat menyerap dana tambahan Rp2,149 triliun dari porsi publik sehingga total dana yang akan diperoleh nantinya menjadi Rp6,149 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (23/9)
Lebih lanjut, mengenai proyeksi kisaran harga saham pada pelaksanaan
rights issue, Bintang menyatakan hal itu telah disepakati sesuai keputusan Komite Privatisasi yang ditetapkan oleh lima Menteri Kabinet Kerja.
“Kisaran harga pelaksanaan
rights issue tersebut berada pada kisaran Rp1.525 hingga setinggi-tingginya Rp2.505,” jelasnya.
Tambahan modal tersebut, lanjut Bintang, diyakini akan semakin meningkatkan kemampuan finansial perseroan untuk melaksanakan berbagai proyek pengembangan infrastruktur tanah air dan meningkatkan daya saing perseroan sebagai perusahaan konstruksi dan infrastruktur.
Bintang menjelaskan, perolehan kontrak perseroan mencapai Rp67,1 triliun hingga akhir September 2016 atau meningkat lebih dari tiga kali lipat sebesar 345 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya membukukan kontrak sebesar Rp11,472 triliun.
Kontrak yang diraup perseroan hingga saat ini adalah, dari
carry over 2015, Rp29,08 triliun; kontrak baru sebesar Rp13,79 triliun; konstruksi Proyek Investasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (
High Speed Railway/HSR), Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dan Jalan Tol Manado-Bitung sebesar Rp22,7 triliun, serta beberapa proyek lainnya, antara lain: dermaga, rumah susun, dan pembangkit istrik yang nilai totalnya ditaksir mencapai Rp1,5 triliun.
Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga Pekan ke-II September 2016 antara lain: Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Produksi Box Girder Jalan Layang Kereta Api Medan-Kualanamu, Elevated Road Maros-Bone, Tol Bawen-Solo Seksi 2, Automatic People Mover System Bandara Soekarno-Hata, Bendungan Kuwil Manado.
Selain itu terdapat proyek Review Design Bandara Oecusse–Timor Leste, Rusun Atlet Kemayoran, Flyover Semanggi, Renovasi Velodrome DKI Jakarta, Flyover Kramasan, Jaringan Gas Prabumulih, Proyek Strategis Kementerian ESDM yang terdiri dari SPBG Bekasi, Fasilitas penerangan jalan umum, tank bahan bakar nabati, pembangunan pembangkit listrik mini hydro di Papua, Transmart Mataram, Transmart Tegal, Sudirman Hill, dan kompleks hotel, perkantoran dan kawasan komersial Puncak Group-Surabaya.
(gir/gen)