Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank OCBC NISP Tbk mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11 persen hingga Agustus 2016 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski mengalami pertumbuhan, Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengaku belum puas. Pasalnya, pertumbuhan kredit tersebut masih stagnan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
"Kami masih melihat kredit bakal di bawah 10 persen hingga akhir tahun karena faktor global seperti komoditas minyak dan kondisi China sendiri yang berdampak pada Indonesia masih belum positif," jelas Parwati, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap dengan ditunjuknya OCBC NISP sebagai bank
gateway repatriasi
tax amnesty, dana yang ditampungnya bisa berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perseroan.
Per Agustus, deposito bank asal Singapura tersebut tumbuh 10 persen secara
year on year (yoy), sedangkan rasio pinjaman terhadap deposito (LDR) turun dari 93 persen menjadi 89 persen.
Ia memprediksi efek
tax amnesty secara signifikan baru akan terasa tahun depan. Dana-dana yang kembali ke Indonesia diperkirakan mampu menggerakkan roda bisnis yang saat ini masih lesu akibat dampak ekonomi global.
Kendati demikian OCBC NISP akan tetap konservatif dalam memasang target pertumbuhan untuk tahun depan. Kredit diperkirakan akan tumbuh sebesar 15 persen pada 2017.
"Kami berharap tahun depan bisa lebih baik lagi bukan hanya penerimaan pajak yang lebih tinggi tapi lebih bisa diterjemahkan pada perputaran dunia usaha yang lebih positif," jelasnya.
(gen)