Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) untuk menerbitkan saham baru melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau
rights issue sebesar Rp40 triliun ternyata salah satunya bertujuan untuk merambah lini bisnis baru.
Direktur Utama Evergreen Handy Suryanto menyatakan, perusahaan akan melepas sebanyak-banyaknya 200 miliar saham baru dan memproyeksi dana
gross yang akan diperoleh dari aksi korporasi ini sebesar Rp40 triliun. Rencana itu telah direstui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini untuk utamanya untuk pembelian aset dan melunasi utang perusahaan. Namun, ia enggan menyebutkan aset yang akan dibelinya secara lebih detil, yang pasti salah satunya adalah aset pergudangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Iya disetujui semua, nanti untuk melunasi utang, setelahnya perusahaan melakukan pembelian aset. Aset belum ditentukan, itu nanti. Pergudangan salah satunya,” ujar Handy, Senin (17/10).
Selain itu, Handy juga mengungkapkan kemungkinan perusahaan untuk beralih ke bisnis properti. Secara terpisah, Komisaris Utama Evergreen, Franklin William Kayhatu mengatakan, perusahaan juga akan merambah bisnis peternakan.
“Iya iya, beralih ke peternakan, sisanya banyak lagi. Sisanya tanya direksi,” ungkap Franklin secara singkat.
Sebelumnya Evergreen bergerak dalam bisnis tekstil. Namun, bisnis tersebut telah diberhentikan sementara sejak April lalu. Kendati sudah diberhentikan, perusahaan belum memiliki rencana untuk menjual bisnis tekstil.
“Belum, belum ada rencana untuk dijual,” imbuhnya.
Untuk diketahui, jumlah penerbitan
rights issue ini lebih tinggi dari rencana semula yakni maksimal menebitkan maksimal 150 miliar saham baru dengan target raupan dana mencapai Rp30 triliun.
Dari sisi kepemilikan saham, saat ini sebanyak 53,26 persen digenggam oleh Natural Crystal Holding Inc, sedangkan 40 persen digenggam oleh masyarakat, dan sisanya 6,22 persen dimiliki oleh First Ventura Limited.
(gir)