Jakarta, CNN Indonesia -- Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) hari ini, Rabu (19/10), meluluskan 4.260 mahasiswanya, prosesi rutin yang setiap tahun dilakukan oleh Institusi pendidikan tinggi kedinasan di bawah Kementerian Keuangan.
Namun, ada yang berbeda pada wisuda STAN kali ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi tamu kehormatan yang didaulat untuk melepas dan memindahkan tali toga para lulusan terbaik.
"Setelah enam tahun berlalu, akhirnya saya kembali lagi ke sini, menyaksikan prosesi wisuda STAN," ujar Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pidatonya, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengingatkan para lulusan STAN untuk membangun negeri tanpa harus menjual harga diri. Integritas menjadi harga mati.
"Saya ingin seluruh lulusan STAN mencari kesempurnaan dan kemenangan di hidup ini dengan tidak pernah menghianati nurani dan tidak pernah menjual-belikan harga diri dan integritas serta membangun karir dengan posisi memberi dan berbakti, bukan menerima dan meminta," tutur Sri.
Dia yakin, para lulusan STAN merupakan pelajar-pelajar Indonesia yang beruntung dan tak akan masuk dalam daftar panjang pengangguran di Indonesia. Pasalnya, Kementerian Keuangan siap membuka pintu bagi mereka untuk dipersiapkan sebagai pembawa tongkat estafet pembangunan negara.
Berbeda halnya dengan 944 ribu lulusan perguruan tinggi dan universitas lain, yang sampai saat ini belum juga dapat pekerjaan. Menurutnya, persaingan kerja saat ini semakin ketat mengingat mereka harus bersaing dengan par apengangguran lain, yang totalnya mencapai sekitar 72 juta angkatan kerja.
"Saya yakin sebagian dari kalian akan masuk jajaran Kementerian Keuangan dan menjadi darah segar yang mendorong perbaikan dari Kementerian Keuangan. Saya ingin kesempatan ini menjadi kehormatan yang tak dinodai. Jangan khianati Republik Indonesia," kata Sri Mulyani.
Kembali soal kejujuran, Sri Mulyani mengimbau para lulusan STAN agar tak menganggap keuangan negara sebagai keuangan pribadi. Ini penting untuk menjamin profesionalitas dan komitmen selaku pengelola uang negara.
"Anda semua akan memulai perjalanan karir sebagai tulang punggung negara, menjadi pengelola keuangan negara. Perlu diingat bahwa keuangan negara bukanlah keuangan pribadi," tambahnya.
Di akhir pidatonya, Sri Mulyani mengharapkan para lulusan pendidikan formal dapat berperan lebih dalam menjalankan kebijakan publik. Kondisi perlamabatan ekonomi menuntut sumbangsih generasi muda untuk menjaid pembaru kebijakan yang lebih produktif.
"Tugasnya adalah menangkap aspirasi dan harapan masyarakat untuk kemudian diterjemahkan ke dalam kebijakan dan langkah-langkah," tandasnya.
Tak ada kekakuan dalam wisuda STAN kali ini. Canda tawa dan riuh tepuk tangan kerap meramaikan suasana, terutama sepanjang Sri Mulyani menjadi pembicara.
Berbalut kebaya putih gading dan riasan sederhana, Sri Mulyani menjelma menjadi tokoh idola dan panutan bagi banyak lulusan STAN. Foto
selfie menjadi dokumentasi sekaligus penutup kebersamaan mereka dengan Sri Mulyani.
(ags)