Kejar Pertumbuhan, UOB Dongkrak Bisnis Konsumer dan Wholesale

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2016 18:27 WIB
Bank yang bermarkas di Singapura tersebut menilai kondisi ekonomi saat ini masih mendukung perseroan untuk membukukan pertumbuhan kredit.
Ilustrasi kantor layanan UOB. (Dok. UOB).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank UOB Indonesia masih melihat secercah harapan untuk bertumbuh hingga akhir tahun nanti. Bank yang bermarkas di Singapura tersebut menilai bisnis konsumer dan wholesale masih menjanjikan di tengah lesunya permintaan kredit.

Kevin Lam, Direktur Utama UOB Indonesia mengatakan, kondisi ekonomi saat ini masih mendukung perseroan untuk membukukan pertumbuhan kredit. Diprediksi, pertumbuhan kredit perseroan akan sejalan dengan proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 10 persen.

"Saat ini, market masih bagus untuk pertumbuhan kredit kami, kami tengah mengejar momentum untuk pertumbuhan kredit," tutur Kevin, Rabu (19/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, pada paruh pertama tahun ini, kelompok usaha UOB Group tersebut tercatat mengucurkan kredit sebesar Rp60 triliun. Di antaranya, 67,61 persen mengalir untuk kredit modal kerja, 22,47 persen untuk kredit investasi, dan 9,92 persen untuk kredit konsumsi.

Menurut Kevin, perseroannya masih tertarik untuk menyalurkan kredit modal kerja, terutama untuk sektor manufaktur, dan industri barang konsumer yang notabene berdampak langsung kepada masyarakat luas.

Selain itu, UOB Indonesia juga mulai melirik sektor infrastruktur. Awal tahun ini, UOB Indonesia telah menandatangani perjanjian sindikasi dengan beberapa bank untuk menyalurkan kredit infrastruktur untuk proyek-proyek, seperti pembangkit tenaga listrik (power plant), pelabuhan, dan perusahaan kontraktor.

Sekadar informasi, di tengah strategi perseroan untuk mendongkrak kredit, perseroan harus menelan pil pahit dengan penurunan profitabilitas. Sejak tahun 2014 lalu, UOB Indonesia terus mencatat penurunan laba bersih.

Hal itu tercermin dari penurunan Return on Asset (RoA) UOB dari tahun 2014 yang sebesar 1,24 persen menjadi 0,91 persen pada semester I 2016.

"Kami pikir, kami bisa menjaga profitabilitas. Namun, sayangnya, kami belum bisa menyebutkan angka, tapi secara umum tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu," pungkasnya. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER