Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pesimistis kredit bank umum tahun ini bisa tumbuh dua digit akibat perlambatan ekonomi. Bahkan, regulator di sektor perbankan dan jasa keuangan memenggal perkiraan pertumbuhan kredit bank umum tahun ini menjadi di kisaran 7 persen.
"Pertumbuhan kredit itu mungkin sekitar 7 persen tahun ini. Kalau rangenya dilonggarkan jadi di kisaran 6-8 persen," tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, Jumat (21/10).
Muliaman mengungkapkan, tadinya, ia masih berharap pertumbuhan kredit bisa mencapai dua digit atau sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disetorkan ke OJK di awal tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun akibat perlambatan ekonomi, permintaan kredit turut tertekan. Posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Agustus 2016 tercatat hanya sebesar Rp4.178 triliun atau tumbuh 6,7 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan Juli 2016 yang tumbuh sebesar 7,6 persen.
"Tapi ini terus kami akan cek karena biasanya di akhir tahun akan ada peningkatan permintaan kredit. Nanti kita lihat lah tapi memang RBB mungkin tidak akan tercapai," ujarnya.
Lebih lanjut, kendati kredit dalam denominasi valuta asing melambat, pertumbuhan kredit dalam rupiah masih positif. Hal ini menunjukkan aktivitas ekonomi dalam negeri yang masih berkembang.
"Makanya kemudian inklusi keuangan menjadi penting agar akses pengusaha domestik ke pembiayaan meningkat," ujarnya.
Sementara, Bank Indonesia (BI) sendiri telah dua kali melakukan revisi kredit tahun ini. Terakhir, bank sentral memangkas perkiraan pertumbuhan kredit bank umum menjadi 7-9 persen dari sebelumnya 10-12 persen.
(gen)